, Singapore
299 views
Photo from Avenue on 3.

FJ Benjamin menggabungkan sepatu mewah dan layanan gaya hidup untuk mengubah toko menjadi tujuan

Avenue on 3 Concept Store menawarkan berbagai fasilitas termasuk kafe dan bar.

FJ Benjamin (FJB) ingin menarik pelanggan kembali ke toko. Ada rasa bahwa lanskap ritel Singapura telah menjadi lebih “satu dimensi” dan “sangat transaksional”, sehingga menghilangkan peluang pelanggan untuk menemukan produk dan layanan baru seperti yang mereka lakukan ketika mengunjungi toko fisik.

Jadi, FJB memberikan mereka pengalaman pelanggan yang lebih baik melalui Avenue on 3 di Paragon, sebuah konsep toko yang tidak hanya menawarkan serangkaian sepatu mewah tetapi juga berbagai layanan yang akan membuat pelanggan tetap tinggal.

Terdapat kafe, bar sampanye dan kaviar, ruang perawatan kecantikan, dan pembuat cokelat artisanal.

“Saya ingin menghadirkan kembali romantisme ritel di mana pelanggan dapat masuk ke toko dan menemukan hal-hal baru, mendapatkan pengalaman menyenangkan sembari mencari apa pun yang ingin dibeli. Dan jika pelanggan bisa melakukannya tanpa tergesa-gesa dan bisa menikmati secangkir kopi artisanal, menyantap makan siang fusion Mediterania yang sehat, atau merawat kuku atau wajah, mengapa tidak?” CEO FJB Douglas Benjamin mengatakan kepada Retail Asia.

“Dengan memberikan beragam layanan, Avenue on 3 telah menjadi tujuan wisata, bukan toko. Kafe dan bar adalah pilihan yang tepat karena masyarakat Singapura suka bersantai dan menikmati secangkir teh kapan pun mereka bisa, dan mereka suka makan, serta makan bersama dengan teman dan keluarga,” katanya.

 

Cafe. Photo from Avenue on 3

Avenue on 3

Toko konsep ini menempati area seluas 8.000 kaki persegi yang menghadap atrium Paragon Shopping Centre dari lantai tiga.

Benjamin mengatakan, konsep Avenue 3 terbentuk di masa pandemi saat toko FJB di kawasan tersebut tutup.

Selain kebutuhan untuk menata ulang pengalaman ritel, salah satu pertimbangan yang mereka miliki adalah tren di sebagian besar department store besar di luar negeri yang mana di bagian produk-produk untuk perempuan selalu paling ramai. Terkadang, seluruh lantai didedikasikan hanya untuk produk tersebut.

“Avenue on 3 adalah toko sepatu mewah multi-label – kami yakin format ini akan menarik bagi perempuan yang ingin mencoba desain dari banyak brand berbeda daripada terbatas pada satu brand saja,” katanya.

Toko ini menampilkan alas kaki trendi mulai dari sepatu hak tinggi yang menjulang dan sepatu mules yang praktis hingga sepatu balet dan dari berbagai brand termasuk dari Aquazzura, Gianvito Rossi, Loewe, dan Giuseppe Zanotti.

Toko ini  juga menawarkan aksesoris ritel seperti kacamata, tas, dan perhiasan dari brand premium termasuk kacamata Linda Farrow, Valextra dan Tom Ford untuk tas, dan perhiasan dari Oscar de la Renta.

FJB menginginkan ruang yang cukup besar untuk tokonya. Meskipun ruang yang disediakan Paragon lebih besar dari yang mereka inginkan, perusahaan memilih untuk membangun di sana karena “lokasi, tata letak, dan visibilitasnya yang sangat baik dari atrium lantai dasar.”

 

Champagne Bar. Photo from Avenue on 3.
Beragam layanan gaya hidup
Ruang yang cukup besar di Paragon memungkinkan FJB menyediakan beberapa layanan yang dapat dimanfaatkan pelanggan termasuk pembuat coklat artisanal Lebanon, Patchi. Ini adalah kafe dan bar dengan 40 tempat duduk yang menyajikan kopi di siang hari dan sampanye serta kaviar yang dimulai pada sore hari.
Benjamin mengatakan, saat pelanggan sedang makan siang di kafe, mereka dapat meminta pramusaji membawakan sepasang sepatu yang ingin mereka coba.

Pelanggan juga dapat menikmati sepiring coklat Patchi sambil melakukan mani-pedi di ruang perawatan kecantikan pribadi di dalam toko, katanya.

“Kami percaya ritel harus lebih berbasis pengalaman dan holistik. Pelanggan yang sibuk saat ini perlu mengelola beberapa tugas pada rata-rata hari sibuknya dan mereka menginginkannya tidak hanya dalam satu atap tetapi dengan cara yang sangat lancar dan relevan,” kata Benjamin.

Ruang perawatan dimasukkan ke dalam toko karena FJB telah merambah ke bisnis kesehatan dan kecantikan. Sebabnya, mereka adalah distributor dua brand perawatan kulit yang terbukti secara klinis, Dr. Barbara Sturm dan MZ Skin.

Memiliki dua brand perawatan kulit  di dalam toko juga akan memberikan pelanggan kesempatan untuk menata kuku atau rambutnya jika mereka memiliki waktu terbatas dalam melakukan aktivitas tersebut.

“Kami juga melihat sinergi ritel antara makanan dan fesyen di Avenue on 3. Traffic  ke toko sepatu mendorong traffic ke kafe dan sebaliknya,” kata Benjamin.

“Kami memiliki lokasi yang berlokasi di pusat kota dan kami pikir pelanggan kami akan melihat Avenue on 3 sebagai oase rasa dan ketenangan yang dapat mereka nikmati saat bepergian di Orchard Road yang ramai,” katanya.

K3Mart memadukan budaya Korea dan produk UMKM lokal dalam satu gerai

Convenience store itu menyediakan perbandingan produk impor dan produk lokal sebesar 50:50 di 30 outlet mereka.

Meningkatkan penelusuran dan efisiensi manajemen inventaris dengan barcode 2D GS1

Barcode 2D ini berfungsi sebagai penyimpanan data yang kompak.

The Coffee Bean & Tea Leaf menyeimbangkan kualitas dan kenyamanan melalui produk ritel

Mereka memperluas rangkaian produk termasuk berbagai kopi single-origin yang disesuaikan dengan preferensi pemanggangan yang berbeda.

KCG menguasai brand positioning untuk segmen premium di Indonesia

Mereka mengadopsi solusi berbasis teknologi terbaru untuk sukses mengelola 92 toko ritel di 20 kota di Indonesia.

Ini alasan brand-brand mewah meningkatkan investasi AI

Sektor ini telah menginvestasikan lebih dari $360 juta dalam AI selama tiga tahun terakhir.

Bacha Coffee menguasai retail kaya sensorik di Jakarta

Memadukan warisan dan kemewahan, Bacha Coffee Plaza Senayan menghadirkan pengalaman unik bagi pecinta kopi Indonesia.

Bagaimana WCT Malls meningkatkan penjualan tenant melalui pemasaran terarah

Melalui pemasaran terarah, mal ini meningkatkan penjualan tenant dan tingkat okupansi.

Langkah besar untuk GOPIZZA: 2.000 toko di akhir 2024

CEO GOPIZZA bertujuan menjadikan brand tersebut sebagai pizza terjangkau  dan terbaik dari Asia Tenggara ke seluruh dunia.

Peritel harus bersiap untuk ‘commerce tanpa batas’

Ahli dari KPMG memprediksi akhir dari perbedaan ritel online dan offline seiring dinamika keterlibatan konsumen.