Masa depan cerah bagi pasar ritel mewah Indonesia
Meskipun begitu, sejumlah besar konsumen di negara ini tetap tidak terlayani.
Pasar ritel mewah Indonesia memiliki masa depan yang cerah mengingat potensinya untuk melayani pelanggan yang lebih luas dan peningkatan di sektor ritel diikuti pelonggaran pembatasan pandemi yang ketat, menurut laporan dari Savills.
Laporan tersebut mencatat banyak label retail mewah saat ini hanya memiliki satu toko perwakilan yang berlokasi di Jakarta, sehingga banyak konsumen yang tidak terlayani di negara yang sedang berkembang pesat tersebut.
Memiliki pasar domestik terbesar di kawasan ASEAN, Indonesia diharapkan menjadi ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada 2030 jika negara tersebut dapat dengan cepat kembali ke tingkat pertumbuhan pra-pandemi, menjadikannya pasar konsumen yang menarik dan penting di Asia Tenggara, menurut McKinsey.
“Mengingat dukungan dari peningkatan permintaan dan pasokan yang dibatasi secara ketat, kami percaya sewa barang-barang mewah akan naik dalam waktu dekat sebelum akhirnya naik kembali ke tingkat pra-Covid pada 2023,” kata laporan itu.
Sektor ritel di Indonesia mulai melihat peningkatan setelah pelonggaran pembatasan jarak sosial dan dimulainya kembali aktivitas bisnis. Negara ini juga menyambut kembalinya beberapa pengunjung internasional, setelah membuka kembali perbatasannya secara selektif untuk pelancong yang sudah mendapat vaksinasi pada Januari.
READ MORE: Southeast Asia’s luxury retail industry shows resilience: report
Indeks penjualan ritel Jakarta terkoreksi dalam kisaran 40% hingga 50% YoY antara Q2 2020 dan Q1 2021. Berasal dari basis yang rendah, sementara pertumbuhan penjualan ritel masih negatif, besarnya koreksi menyempit menjadi 10% hingga 20% YoY dari awal 2022, dengan Mei mundur hanya 7,9% YoY, di mana hal itu menunjukkan tanda-tanda stabilisasi, catat Savills.
Pada paruh kedua tahun lalu, harga sewa mencapai $60,46 (IDR886.424) per meter persegi tiap bulan untuk ruang ritel mewah di Jakarta. Laporan tersebut menyatakan sewa ritel mewah mengalami penurunan terdalam, turun 43,7%, selama pandemi dibandingkan dengan aset ritel lainnya di tengah penurunan belanja turis yang dikombinasikan dengan ekonomi lokal yang lemah.
Namun, ketergantungan yang besar ini juga bisa berarti pemulihan yang lebih cepat begitu permintaan kembali, kata Savills.
Pacific Place, Plaza Indonesia, Senayan City, dan Plaza Senayan tetap menjadi pusat perbelanjaan yang dominan di Jakarta, dan semuanya telah menunjukkan ketahanan dalam penjualan dan terus menarik penyedia barang mewah, menurut laporan tersebut.
“Beberapa merek yang memperluas portofolionya selama pandemi adalah rumah mode global yang memiliki nama besar, yaitu Dior Homme di Plaza Indonesia dan Louis Vuitton di Pacific Place, sedangkan Faure le Page akan membuka toko pertama mereka di Indonesia di Plaza Indonesia,” kata Savills menambahkan.
Sementara itu, pasokan ruang ritel mewah masih terbatas, kata Savills. Dari total stok ritel Jakarta, mal kelas menengah ke atas mendominasi pasar, menyumbang 40% dari total pasokan, sementara mal kelas atas menyumbang sekitar 12% hingga 13%.
“Ke depan, ada total sekitar 373.000 meter persegi pasokan baru dijadwalkan di seluruh pasar ritel Jakarta antara 2021 dan 2023, namun tidak ada proyek baru yang sedang dalam proses pembangunan,” kata laporan itu.