
Urban Revivo membuka cabang terbesar di Bangkok
Peritel fast fashion asal Cina ini membuka toko seluas 3.000 meter persegi yang menyasar konsumen berusia 18 hingga 35 tahun.
Urban Revivo (UR) telah membuka toko luar negeri terbesarnya di Bangkok, sebagai bagian dari ekspansi global yang juga akan mencakup New York dan London.
“Perusahaan-perusahaan Cina umumnya fokus mencapai skala besar di dalam negeri sebelum berekspansi ke luar negeri, dan itu adalah strategi yang sah,” kata Leo Li, chairman dan CEO perusahaan induk FMG, kepada para wartawan saat peluncuran di ibu kota Thailand pada Desember. “Namun jika melihat brand-brand di Amerika Serikat, banyak dari mereka sudah berskala global sejak hari pertama.”
Cabang terbaru Urban Revivo membentang seluas 3.000 meter persegi di dua lantai dan menargetkan konsumen muda berusia 18 hingga 35 tahun. Toko ini memiliki fasad berlapis daun emas yang mencolok, layar LED, serta instalasi seni bertema anggrek yang terbuat dari bahan daur ulang.
“Fokus kami adalah merayakan kontras dan menemukan keseimbangan,” kata Li. “Toko Urban Revivo memadukan material industrial dan urban seperti baja tahan karat dengan nuansa alami, menciptakan dialog antara alam dan modernitas.”
FMG secara bersamaan meluncurkan cabang luar negeri pertama untuk brand pakaian kasualnya, Ben Lai, yang terletak tidak jauh dari sana. Toko ini memiliki luas 1.286 meter persegi.
“Ketika orang mengenakan pakaian kami, yang paling penting adalah mereka merasa nyaman,” kata Li. “Untuk Ben Lai, fokusnya adalah melakukan satu hal dengan baik — menghadirkan kualitas.”
Kedua toko ini berada di One Bangkok, pusat perbelanjaan utama yang dikenal dengan arsitektur modernnya. Status premium mal tersebut sejalan dengan strategi FMG untuk menarik pembeli domestik maupun internasional.
“Budaya dan gaya hidup Thailand mirip dengan Cina, sehingga menjadi pilihan alami untuk ekspansi,” kata Li.
Didirikan pada 2006 di Guangzhou, Cina, FMG sedang membangun portofolio fesyen yang luas. Urban Revivo kini memiliki lebih dari 400 toko di Asia dan kehadiran daring yang terus berkembang di Eropa serta Amerika Utara — mencerminkan kesuksesannya dalam menghadirkan busana berkualitas tinggi dan berorientasi tren. Sementara itu, Ben Lai menargetkan ekspansi lebih lanjut ke Hong Kong dan Asia Tenggara, dengan rencana membuka lima hingga sepuluh toko baru.
Urban Revivo juga akan membuka toko di Eropa dan Amerika, dengan rencana mendirikan flagship store di New York pada Maret 2025. Li menekankan pentingnya lokalisasi di pasar baru ini. “Kami menyesuaikan desain agar sesuai dengan preferensi regional, mulai dari bentuk tubuh hingga kondisi iklim. Fleksibilitas ini adalah kunci untuk sukses secara global.”
Untuk mendukung ekspansi ini, FMG tengah mengembangkan rantai pasok global dan membentuk tim desain berbasis di Eropa. “Visi kami adalah menjadi brand global, bukan hanya regional,” tambahnya.
Meskipun model bisnis FMG serupa dengan para raksasa fast fashion seperti Zara dan H&M, Li menyebut bahwa produk mereka “lebih berani dan lebih mengikuti tren.” “Kami menyasar generasi muda dengan menawarkan desain yang sesuai dengan gaya mereka yang berani dan individualistik.”
Dia menambahkan bahwa sebagaimana LV dan Chanel memiliki daya tariknya masing-masing, brand FMG pun menekankan keunikan. “Fesyen itu sangat personal — bukan tentang satu brand yang memenuhi semua kebutuhan konsumen, melainkan tentang memiliki identitas dan pesan yang jelas.”
Di jantung operasional FMG terdapat komitmen terhadap keberlanjutan dan seni.
“Kami menggunakan seni untuk menyoroti keindahan hidup, sekaligus menyampaikan nilai-nilai lingkungan dan sosial,” kata Li. “Tujuan kami adalah menghubungkan fesyen, seni, dan keberlanjutan dengan cara yang bermakna bagi shopper.”
Komitmen ini juga tercermin dalam inisiatif ESG, termasuk penggunaan bahan daur ulang dalam produk dan desain toko. “Saat shopper melihat sepotong kain sisa produksi digunakan kembali dalam sebuah instalasi seni, mereka merasakan keterhubungan antara fesyen, seni, dan kehidupan sehari-hari mereka,” kata Li.
“Kami harus mempersiapkan diri, berintegrasi ke pasar lokal, dan berkembang melalui masukan dari konsumen. Inilah cara kami akan sukses secara global.”