, APAC
741 views
Photo from Unilever International Singapore

Unilever International membangun brand yang melampaui cakupan bisnis

Praktik inovatif membangun brand ini menguntungkan baik konsumen maupun pekerja.

Bagi pemimpin industri yang tangguh seperti Unilever International, mempertahankan momentum brand tampaknya mudah dan tidak signifikan, mengingat cakupan yang luas di berbagai sektor dan pendapatan miliaran dolar yang berhasil dipertahankan selama lebih dari satu dekade.

Namun dengan kehadiran dominan di lebih dari 190 negara, dengan 40 pasar yang menantang untuk memperluas portofolionya, Unilever International tidak pernah mengabaikan inti dari bisnis utamanya: konsumen.

Hasil luar biasa untuk brand apa pun milik mereka berakar pada cara mereka melampaui cakupan bisnis mereka. Sebagai white space partner untuk banyak mitra global, Unilever International menyadari kekuatan brand dan dampaknya terhadap konsumen. Dengan membangun brand sebagai prinsip utama untuk pasar utama Unilever, maka layanan konsumen berkembang dengan cara yang unik dan inovatif.

Upaya membangun brand

Untuk Korea Selatan, e-commerce house care menjadi kekuatan pendorong utama untuk pertumbuhan brand, yang mengarah pada hubungan yang lebih erat dengan konsumen. Di Afrika, Unilever telah mempercepat promosi untuk personal care, seperti kemitraan strategis dengan Konfederasi Sepak Bola Afrika. Dan di komunitas diaspora, Unilever International telah menampilkan produk-produk dari masing-masing negara.

CEO Unilever International, Aseem Puri, juga mengutip contoh dampaknya di Maladewa, Mongolia, dan berbagai negara di Afrika, dengan menyelaraskan promosi brandnya terhadap kemajuan perkembangan pasar mereka dan memastikan setiap kebutuhan spesifik pasar terpenuhi. Perusahaan juga memprioritaskan pasar yang kurang terlayani melalui rantai pasokan yang stabil dan tim inovasi produk.

Digitalisasi juga terbukti menjadi pasar yang menguntungkan untuk terhubung dengan basis konsumen yang luas. Dengan banyaknya aktivitas ritel yang beralih device-to-device, Unilever telah memanfaatkan alat-alat konsumen yang diperlukan untuk mendukung platform onlinenya dan beralih ke operasi digital. Perusahaan juga telah memperluas inovasi ini ke distributornya, meningkatkan utilitasnya ke kecepatan dan efisiensi yang optimal.

Kemampuan ini lebih didorong oleh kemitraan dengan perusahaan perangkat lunak Amerika, Salesforce, yang mendukung operasi dalam perjalanan konsumen secara online. Dengan mengeksekusi pesanan dengan mulus, baik Unilever maupun Salesforce dapat terhubung dengan seratus konsumen dalam setiap waktu tertentu. Dan ini memungkinkan ikon global  tersebut untuk memeriksa kebiasaan konsumen, mengelola kompleksitas rantai pasokan, dan dengan mudah memasarkan kepada basis mereka. Tujuannya adalah untuk mempromosikan merek yang berorientasi pada tujuan.

Melampaui layanan 

Namun, layanan tersebut juga meluas kepada para pekerja yang melayani Unilever International. Untuk lokasi di Eropa dan Amerika Utara, perusahaan telah memberikan dukungan kepada karyawan yang terkena dampak diaspora. Ini adalah inisiatif penting untuk mendukung pekerja migran dan keluarga mereka, yang sangat membantu selama pandemi. Program diaspora juga membantu menarik perhatian pada peran dan tim yang kurang terlayani yang penting dalam perusahaan.

Pengembangan talenta juga menjadi pusat prioritas Unilever International, mulai dari perekrutan hingga retensi. Program-program yang diperluas dalam fungsi dan layanan membantu perusahaan dalam meningkatkan keterlibatan talenta, menarik talenta terbaik untuk mendorong inovasi dan keberlanjutan ke depan.

Sebagai perusahaan yang bertujuan "untuk melayani yang kurang terlayani", Unilever International telah mendorong kepemimpinan ke cakupan pasarnya dan memperkuat brandnya untuk menjadi kekuatan yang dapat diandalkan di sektor ini. Dengan pemahaman yang komprehensif tentang kedua sisi "consumer care", perusahaan ini efisien dalam menghadapi inisiatif apa pun yang penting bagi brand "Unilever".

Layanan bagi yang mereka yang kurang terlayani

Salah satunya adalah keberlanjutan. Unilever International telah merencanakan untuk mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai dalam produk mereka, menggantikannya dengan wadah yang dapat digunakan kembali. Sementara masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan pada konsumsi plastik, perusahaan telah mempromosikan upaya keberlanjutan lainnya, seperti penggunaan 100% energi terbarukan di fasilitas mereka, konversi limbah menjadi bahan mentah, upaya air bersih, program penanaman pohon melalui The Good Cart, dan perlindungan 30% dari daratan dan lautan dunia pada 2030.

Yang lain adalah mengoptimalkan operasional. Dengan teknologi yang berkembang untuk meningkatkan perjalanan konsumen, Unilever International berkomitmen memprioritaskan transisi ke inovasi yang meningkatkan kinerja, seperti teknologi cloud, solusi pasar B2B, dan kemitraan omnichannel.

Dengan melampaui produk consumer good, Unilever International telah menemukan leverage yang menguntungkan untuk menciptakan pengalaman yang ramah bagi konsumen dan pekerja. Hal otu penting untuk proses pembangunan brand dan keberlanjutannya.

"Kami sangat serius dalam membangun brand. Dan dengan itu, kami sangat berinvestasi dalam kampanye, media, dan pemasaran. Namun kami tetap memperhatikan prioritas semua orang dalam cakupan Unilever International, terutama mereka yang kurang terlayani," kata Puri.

Swarovski menguasai TikTok untuk perluas skala luxury di kalangan Gen Z

Produsen Kristal asal Austria ini bekerja sama dengan influencer untuk menjangkau pasar Singapura.

Dear Me Beauty berencana membuka flagship store

Store ini dapat menjadi fondasi bagi pertumbuhan pasar yang lebih luas.

Pasar perawatan hewan peliharaan melejit di Singapura

Mereka menghabiskan uang untuk pelajaran renang, yoga hewan, pilates, dan lainnya.

Jaringan makanan cepat saji asal Cina membidik listing di Hong Kong

Mereka menggunakan kota ini sebagai tempat uji coba untuk ekspansi lebih lanjut ke luar negeri.

Turis dari Shenzhen mendorong permintaan ritel di Hong Kong

Kebijakan masuk yang lebih longgar menguntungkan sektor-sektor terkait pariwisata.

Brand Thailand beralih ke Influencer dalam membuat hype dan meningkatkan profit

Bisnis lokal berada di bawah tekanan untuk bersaing dengan Temu, Shein, dan TikTok Shop.

Lebih banyak peritel di Asia Tenggara melirik kasir self-checkout

Shopper muda dan penetrasi smartphone yang tinggi mendorong tren ini.

‘K-beauty’ menguasai dunia skincare

Produk dengan bahan alami Korea sangat diminati di Cina dan AS.