, China
2459 views
Leila Zhang, chief technology officer at Yum China.

Yum China mengedepankan smart manajemen restoran

Automasi diperkirakan akan mendukung ekspansi perusahaan di seluruh Cina.

Yum China Holdings, Inc. menargetkan untuk mengotomatisasi sebagian besar operasional di back-of-house restoran dengan bantuan AI dalam lima tahun ke depan, termasuk pelatihan karyawan, seiring dengan ekspansi cepat jaringan KFC, Pizza Hut, dan Taco Bell di seluruh Cina.

“Salah satu kemajuan utama adalah kemampuan pelatihan berbasis AI yang memungkinkan kru baru untuk cepat memahami seluruh aspek operasional restoran,” kata Leila Zhang, Chief Technology Officer Yum China kepada Retail Asia.

“Ke depannya, hal ini akan semakin meningkatkan kemampuan kami untuk berekspansi secara cepat dan menangkap peluang bisnis di seluruh Cina,” tambahnya.

AI telah diintegrasikan secara mendalam dalam operasional Yum China yang berbasis di Shanghai—operator restoran terbesar di Cina. Platform internal perusahaan yang disebut Super Brain membantu manajer restoran dalam mengambil keputusan berdasarkan data prakiraan penjualan, inventaris, dan penjadwalan tenaga kerja.

“Kami menggunakan AI untuk mengelola berbagai proses penting seperti prakiraan penjualan, manajemen inventaris, dan penjadwalan tenaga kerja. Ini membantu mendukung pengambilan keputusan manajer restoran sekaligus mengidentifikasi peluang penghematan biaya dan peningkatan efisiensi lainnya,” kata Zhang.

Manajer restoran juga menggunakan Pocket Manager, yang baru-baru ini ditingkatkan dengan fitur generative AI dan memberikan wawasan kinerja secara real-time.

AI juga digunakan dalam proses perekrutan. Tahap awal rekrutmen, seperti penyaringan CV dan wawancara awal, kini sebagian sudah diotomatisasi, sehingga manajer memiliki lebih banyak waktu untuk mengelola toko mereka.

Automasi juga merambah rantai pasokan. “Dalam pengadaan dan pemenuhan barang, kami menerapkan AI dalam berbagai cara untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi operasional, seperti memantau fluktuasi harga dan menganalisis harga penawaran,” kata Zhang.

AI juga membantu dalam perencanaan rute logistik dan pengelolaan inventaris melalui sistem penyimpanan otomatis.

Tahun lalu, Yum China meluncurkan sistem iKitchen di seluruh gerai Pizza Hut, menambahkan pemeriksaan kualitas makanan berbasis AI. “Sistem ini dilengkapi inspeksi kualitas makanan bertenaga AI untuk memastikan pizza kami selalu dibuat dengan sempurna.”

Di sisi pelanggan, alat AI digunakan untuk menganalisis masukan akan produk dan menyesuaikan operasional dalam 24 hingga 48 jam setelah peluncuran produk baru.

Asisten layanan pelanggan berbasis AI milik perusahaan mampu menyelesaikan 90% masalah pengunjung tanpa bantuan manusia. AI juga digunakan untuk memantau risiko keamanan pangan secara real-time.

Zhang menyatakan bahwa teknologi digital telah lama menjadi bagian dari strategi Yum China. “Kami adalah salah satu perusahaan restoran cepat saji pertama di Cina yang memperkenalkan pembayaran digital sejak 2015.”

Pada 2024, sekitar 90% penjualan Yum China dilakukan melalui pemesanan digital. Per Maret 2025, program loyalitas KFC dan Pizza Hut telah memiliki lebih dari 540 juta anggota.

“Konsumen Cina sangat melek digital dan selalu mencari sesuatu yang baru dan menarik,” kata Zhang.

Namun, dorongan digitalisasi juga menghadapi tantangan. Salah satunya adalah mendorong adopsi alat digital oleh karyawan serta merekrut orang yang memiliki pengalaman dengan AI.

“Untuk mempersiapkan karyawan kami di era AI, kami mengembangkan serangkaian kursus pembelajaran terkait AI, yang pada 2024 telah memungkinkan puluhan ribu karyawan kami belajar dan menerapkan alat AI secara efektif,” kata Zhang.

Pada Maret, perusahaan mengadakan Hackathon All-Staff pertama Yum China, mendorong karyawan untuk berinovasi teknologi dengan mengembangkan solusi berbasis teknologi untuk mengatasi tantangan bisnis, tambahnya.

Namun demikian, manusia tetap menjadi pusat operasional perusahaan. Dalam setiap keputusan yang diambil, peran manajer tetap menjadi pertimbangan utama.

“Saya membayangkan restoran masa depan akan menggabungkan kehadiran manusia di garis depan dengan tingkat automasi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, sambil mengoptimalkan proses secara maksimal,” tutupnya.

Swarovski menguasai TikTok untuk perluas skala luxury di kalangan Gen Z

Produsen Kristal asal Austria ini bekerja sama dengan influencer untuk menjangkau pasar Singapura.

Yum China mengedepankan smart manajemen restoran

Automasi diperkirakan akan mendukung ekspansi perusahaan di seluruh Cina.

IKEA merombak desain toko di kota-kota besar

Pelanggan di Paris, Mumbai, dan London menginginkan panduan belanja yang lebih jelas.

Hong Kong kehilangan daya tarik sebagai surga belanja akibat tarif

Wisatawan Cina Daratan mungkin akan beralih ke Jepang dan Korea untuk nilai yang lebih baik.

CJ Olive Young berupaya menarik wisatawan yang mencari ‘glass skin’ ala K-beauty

Layanan pemindaian kulit gratis mendorong loyalitas hingga ke luar Korea.

Shiseido memadukan beauty dan science

Batas antara produk kosmetik dan pengobatan estetika semakin kabur.

Levi’s mengandalkan ‘North Star’ Asia dalam mendorong pertumbuhan

Strategi premiumisasi memungkinkan unit Jepang mencatat pertumbuhan tercepat di kawasan.

Pelonggaran aturan acara komersial bisa mendorong pop-up dan meredakan krisis ritel

Interaksi sosial selama acara dipandang sebagai masa depan ritel dan pengembangan mix-use.

Canon Hong Kong membidik kreator konten dalam mendorong pertumbuhan

Kamera dengan fungsi vlogging sedang diminati, menurut CEO mereka.

Foodpanda mengotomatisasi ‘dark stores’ di Singapura untuk mempercepat pengiriman

Gudang 24/7-nya memastikan pemenuhan pesanan sepanjang waktu.