, APAC
5946 views
Shutterstock photo

YouTube berupaya menggulingkan TikTok sebagai raja video shopping

Dua dari lima konsumen di Asia Tenggara mencari referensi produk melalui video online.

YouTube bekerja sama dengan Shopee untuk memungkinkan kreator di Singapura mendapatkan penghasilan dengan mempromosikan produk Shopee dalam video mereka untuk mendorong penjualan. Ini menjadi langkah strategis untuk menantang dominasi TikTok sebagai pemimpin video shopping di kawasan ini.

Program Shopping Affiliate YouTube ini bertujuan memanfaatkan tren perdagangan berbasis video yang kian populer di Asia Tenggara, di mana dua dari lima pembeli kini mencari referensi produk melalui video online, menurut Ajay Vidyasagar, Managing Director YouTube untuk Asia Tenggara dan Pasar Berkembang.

“Kreator dapat menampilkan produk mereka sendiri seperti merchandise dalam video dan siaran langsung, atau menampilkan produk dari brand lain dalam video, shorts, dan livestream,” katanya kepada Retail Asia dalam wawancara video.

Kemitraan ini, yang juga tersedia di Indonesia, Vietnam, Malaysia, dan Thailand, mempertemukan raksasa teknologi Silicon Valley dengan TikTok Shop yang saat ini mendominasi e-commerce berbasis video di Asia Tenggara.

Menurut data yang dirilis Google Singapura pada Juni, jumlah kanal YouTube di Singapura dengan lebih dari satu juta pelanggan mencapai 170 kanal per Desember 2024, sementara sekitar 1.300 kanal memiliki setidaknya 100.000 pelanggan.

Jumlah kreator dengan pendapatan bulanan lima digit dalam dolar Singapura meningkat 20% dibandingkan tahun sebelumnya.

“Secara khusus di Singapura, 62% orang menonton video YouTube lalu ingin membeli sesuatu dari platform e-commerce,” kata Chua Kel Jin, direktur Shopee Singapura dalam wawancara yang sama.

Chua mengatakan bahwa kemitraan ini memberikan akses bagi penjual untuk menjangkau pelanggan baru.

“Melalui infrastruktur Shopee termasuk proses checkout yang mudah, pembayaran yang aman, dan pengiriman yang andal, seller dapat memastikan jalur yang mulus dari penemuan produk hingga pembelian, sehingga meningkatkan keterlibatan dan tingkat konversi,” katanya.
 

Sebelumnya, seller harus membayar biaya satu kali yang mahal untuk bekerja sama dengan kreator konten. Dalam program ini, mereka hanya membayar komisi berdasarkan penjualan, yang meningkatkan pengembalian investasi (ROI).

Kategori produk seperti kecantikan, fesyen, elektronik, dan kesehatan diperkirakan akan menjadi yang paling diuntungkan.

Chua mencatat bahwa video tutorial dan ulasan membangun kepercayaan, sesi penataan gaya dan haul menarik konsumen yang mengikuti tren fesyen, sementara demo dan video unboxing membantu pembeli mengambil keputusan dengan lebih tepat.

Usaha kecil juga dapat memanfaatkan Shopee’s Affiliate Marketing Solution yang memungkinkan mereka berkolaborasi dengan kreator, tambahnya.

Jumlah livestreamer unik harian di Shopee meningkat lebih dari 50%, sementara jumlah pembeli melalui siaran langsung naik 15% pada kuartal ketiga tahun lalu dibandingkan kuartal sebelumnya, menurut Chua. Shopee Live juga mencatat peningkatan nilai transaksi bruto (gross merchandise value) sebesar 3,5 kali lipat secara tahunan pada 2024.

“Di Indonesia, pesanan yang berasal dari YouTube meningkat lebih dari enam kali lipat hanya dalam beberapa bulan sejak peluncuran, menunjukkan sinergi antara konten video yang menarik dan pengalaman checkout Shopee yang mulus,” katanya. “Di Singapura, brand home and living bernama Homey kini menghasilkan lebih dari 50% penjualannya melalui Shopee Live.”

Chua menambahkan bahwa jumlah influencer video di Singapura yang berfokus pada ritel meningkat 18% dari 2022 hingga 2024.

Vidyasagar mengatakan ekosistem kreator YouTube terbukti menjadi penggerak kuat kinerja ritel. “Kreator adalah penasihat terpercaya bagi para penggemar yang mencari mereka untuk menemukan, mempelajari, atau bahkan mendengarkan saran.”

“Survei Ipsos menemukan bahwa pengguna internet 98% lebih cenderung mempercayai rekomendasi dari kreator di YouTube dibandingkan dengan di situs atau aplikasi sosial lainnya,” tambahnya.

Ia mengatakan iklan yang muncul di samping atau dalam konten kreator menghasilkan peningkatan 1,23 kali dalam riset dan pertimbangan, 1,42 kali dalam loyalitas, dan 1,3 kali dalam advokasi.

“Kemitraan ini menggabungkan kekuatan kedua platform untuk membuka nilai baru dalam perdagangan berbasis konten,” kata Chua.
 

Swarovski menguasai TikTok untuk perluas skala luxury di kalangan Gen Z

Produsen Kristal asal Austria ini bekerja sama dengan influencer untuk menjangkau pasar Singapura.

Uniqlo Singapura melakukan uji coba gerai mini untuk konsumen sibuk

Toko ini dikembangkan berdasarkan masukan dari 31 juta pelanggan dan karyawan.

Kreator media sosial memengaruhi pembelian produk kesehatan di Asia Tenggara

Lebih dari setengah konsumen menemukan produk kesehatan melalui media sosial.

YouTube berupaya menggulingkan TikTok sebagai raja video shopping

Dua dari lima konsumen di Asia Tenggara mencari referensi produk melalui video online.

Yum China mengedepankan smart manajemen restoran

Automasi diperkirakan akan mendukung ekspansi perusahaan di seluruh Cina.

IKEA merombak desain toko di kota-kota besar

Pelanggan di Paris, Mumbai, dan London menginginkan panduan belanja yang lebih jelas.

Hong Kong kehilangan daya tarik sebagai surga belanja akibat tarif

Wisatawan Cina Daratan mungkin akan beralih ke Jepang dan Korea untuk nilai yang lebih baik.

CJ Olive Young berupaya menarik wisatawan yang mencari ‘glass skin’ ala K-beauty

Layanan pemindaian kulit gratis mendorong loyalitas hingga ke luar Korea.

Shiseido memadukan beauty dan science

Batas antara produk kosmetik dan pengobatan estetika semakin kabur.

Levi’s mengandalkan ‘North Star’ Asia dalam mendorong pertumbuhan

Strategi premiumisasi memungkinkan unit Jepang mencatat pertumbuhan tercepat di kawasan.