
Foodpanda memanfaatkan data hyperlocal untuk layanan pengiriman yang lebih personal
Memastikan kecepatan layanan kini menjadi prioritas bagi operasional Foodpanda di Singapura.
Foodpanda memanfaatkan data hyperlocal untuk menghadirkan layanan pengiriman yang lebih personal di pasar kompetitif seperti Singapura, di mana ekspektasi pelanggan terkait kecepatan, variasi, dan keterjangkauan terus meningkat.
“Data kami sangat detail, tidak hanya di tingkat negara atau pengguna, tetapi juga hingga tingkat mikro-geografis,” kata Bhavani Shankar Mishra, Managing Director Foodpanda Singapura, kepada Retail Asia. “Kami berusaha memahami apa yang diinginkan pelanggan—apakah itu kemudahan, keterjangkauan, atau sekadar lebih banyak pilihan.”
Di Singapura, pendekatan ini menghasilkan layanan yang lebih terarah, seperti pengiriman lebih cepat, jadwal belanja grosir, dan paket makanan untuk satu orang dengan biaya lebih rendah serta tanpa pembelian minimum, ditujukan bagi pekerja kantor, pelanggan solo, dan pembeli hemat.
Foodpanda kini memenuhi pesanan grosir melalui mitra ritel maupun jaringan dark store sendiri—Pandamart dan Dmart—yang menyediakan lebih dari 20.000 produk dengan pelacakan inventaris secara real-time.
Memastikan kecepatan layanan dan ketersediaan barang penting kini menjadi prioritas operasional Foodpanda di Singapura, kata Mishra dalam wawancara video.
Pasar grosir daring Singapura bernilai $1,1 miliar tahun lalu dan diperkirakan tumbuh 8% per tahun hingga 2032, menurut perusahaan riset The Report Cube.
Untuk menarik pengguna yang sensitif terhadap harga, Foodpanda telah menyesuaikan program langganan Panda Pro. Pelanggan mendapat potongan $3 untuk biaya pengiriman, diskon hingga 20% di restoran tertentu, dan 3% potongan untuk pesanan grosir di atas $70. Semua keuntungan otomatis diterapkan saat checkout.
Di luar Singapura, Foodpanda juga menyesuaikan layanan berdasarkan preferensi lokal. Di Taiwan, konsumen lebih menyukai produk lokal segar dan pengiriman gratis, sementara di Filipina, permintaan berfokus pada paket hemat seperti ayam goreng dengan nasi.
Perusahaan mengidentifikasi perilaku regional ini menggunakan machine learning yang terintegrasi di semua platform untuk konsumen, pengantar, dan pedagang.
Namun, customisation berskala besar ini menghadirkan tantangan operasional. Di Singapura, salah satu masalah utama adalah menjaga konsistensi waktu pengiriman di tengah fluktuasi ketersediaan pengantar.
Untuk meningkatkan keandalan pengiriman, Foodpanda telah memperkenalkan pelacakan real-time, optimisasi rute berbasis kecerdasan buatan (AI), dan fitur tipping yang memungkinkan pelanggan memberi penghargaan kepada pengantar sebelum, selama, atau setelah pengiriman.
Foodpanda juga membantu mitra restoran berkembang dengan menyediakan dashboard data dan alat swalayan, memungkinkan pedagang membuat keputusan lebih tepat terkait menu, harga, dan strategi pemasaran.