
SSI Group meningkatkan investasi dalam ritel terpadu
Perusahaan yang menaungi brand-brand seperti Hermes dan Cartier ini sedang menyempurnakan omnichannelnya.
Peritel yang berbasis di Manila, SSI Group, Inc., sedang berinvestasi dalam e-commerce, customer relationship management (CRM), dan analitik data untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang terpadu antara toko daring dan fisik.
“Saat ini, konsumen mengharapkan dapat berbelanja dengan cara yang terintegrasi secara online—di mana mereka bisa menemukan, meneliti, dan melihat bagaimana orang lain menggunakan [sebuah produk]—dan mereka juga ingin mengalaminya sendiri,” kata Anthony Huang, Presiden SSI Group, kepada Retail Asia. “Seiring waktu, kami fokus untuk menjadi peritel yang terpadu, memberikan fleksibilitas bagi shopper untuk berbelanja dengan cara yang sesuai dengan gaya hidup mereka.”
Dia mengatakan pandemi COVID-19 mempercepat peralihan ke belanja daring, menjadikan kenyamanan dan fleksibilitas sebagai prioritas bagi banyak konsumen. Namun, seiring pelonggaran pembatasan, banyak konsumen Filipina kembali ke toko fisik untuk merasakan kembali kesenangan berbelanja secara langsung.
Menurut perusahaan data asal Jerman, Statista, 46% konsumen Filipina menjelajahi produk secara daring tetapi lebih memilih untuk membeli langsung di toko. Sekitar 18% memilih pendekatan hybrid, memesan secara daring dan mengambil produk di toko, sementara 18% lainnya melakukan riset di toko lalu menyelesaikan pembelian secara daring. Sementara itu, 45% konsumen Filipina menemukan dan membeli barang langsung di toko fisik.
Huang mengatakan bahwa beberapa orang berbelanja secara daring lalu menukar produk tersebut di toko untuk mendapatkan ukuran atau kecocokan yang lebih baik.
SSI, yang didirikan pada 1987 dan menaungi brand-brand seperti Hermes, Cartier, Salvatore Ferragamo, Zara, Bershka, Stradivarius, Old Navy, Lacoste, dan GAP, mencatat laba bersih tertinggi sebesar ₱1,1 miliar pada kuartal keempat 2023.
Sepanjang tahun, peritel ini mendapatkan keuntungan dari portofolio brand yang beragam, jaringan toko yang strategis, dan basis customeryang tangguh, serta berhasil menangkap permintaan konsumen yang meningkat terhadap brand-brand fesyen dan restoran internasional.
Perusahaan ini juga mengoperasikan lebih dari selusin situs e-commerce untuk brand-brand seperti Payless, Beauty Bar, Banana Republic, Dune London, Superga, Lush, dan Marks & Spencer.
Penjualan e-commerce di seluruh situs web SSI, termasuk trunc.ph, bananarepublic.com.ph, beautybar.com.ph, dunelondon.ph, gap.com.ph, lacoste.com.ph, lush.com.ph, marksandspencer.com.ph, massimodutti.com.ph, oldnavy.com.ph, superga.ph, zara.com.ph, payless.ph, dan di marketplace pihak ketiga, mencapai ₱1,9 miliar, yang menyumbang 7% dari total pendapatan grup.
Selain memperkuat strategi digitalnya, SSI juga sedang menyegarkan kembali portofolio mereknya melalui renovasi toko, ekspansi, dan pembukaan gerai baru, kata Huang.
Baru-baru ini, perusahaan meluncurkan Venchi, sebuah gelateria cokelat yang merupakan yang pertama di Filipina. “Saya memiliki harapan besar terhadap konsep tersebut di negara ini, [dan kami] sedang mempertimbangkan beberapa brand F&B lainnya serta beberapa brand fesyen baru untuk tahun depan,” tambahnya.
Huang mengungkapkan tantangan dalam memperkenalkan brand internasional ke pasar Filipina. Meskipun konsumen Filipina akrab dengan banyak brand global, tantangan sesungguhnya adalah mendapatkan talenta lokal yang dapat menjual produk-produk tersebut secara lebih efektif, tambahnya.
Huang menyatakan keyakinannya terhadap prospek sektor ritel di Filipina, meskipun pertumbuhan tahun ini mungkin melambat dibandingkan laju pesat dalam dua tahun terakhir. Dengan prospek ekonomi negara yang stabil, ia memperkirakan 2025 akan menjadi tahun yang kuat bagi sektor ritel.