Pengembang asal Thailand mengatakan mal menonjol dengan ‘super app offline’
Model bisnis dengan hiburan, makan, dan ritel di bawah satu atap masih berfungsi dan semakin baik dengan teknologi.
MAL, dalam format tradisionalnya, sudah berfungsi serupa dengan “super app” dengan menawarkan berbagai layanan dan produk di luar belanja ritel, menurut Axel Winter, chief digital officer di Siam Piwat Group.
“Mal sebenarnya sudah offline secara analog [dan bisa disamakan] dengan Super App karena menyediakan beragam layanan dan produk,” katanya kepada Retail Asia.
Sebagai contoh, Winter menyebutkan Paragon, sebuah mal yang menggabungkan banyak fitur: fasilitas hiburan yang meliputi akuarium dan area bermain, serta berbagai pilihan tempat makan, dan opsi ritel yang dapat diakses pelanggan secara fisik maupun digital.
Integrasi digital
Winter menyarankan bahwa beralih ke platform digital dapat lebih meningkatkan keterlibatan pelanggan dengan mengintegrasikan fitur online dan offline secara mulus. Ini bisa mencakup pengaturan parkir yang lebih sederhana dan opsi bagi pelanggan untuk mengambil pembelian online saat kunjungan berikutnya.
Dengan pengaturan parkir yang disederhanakan, misalnya, pelanggan dapat dengan mudah mengambil pembelian online saat kunjungan berikutnya atau bahkan berhenti sebentar saat makan siang jika mereka berada di pusat kota.
Satu keuntungan bagi Asia Tenggara, menurut Winter, adalah bahwa kawasan ini memimpin dalam inovasi digital menurut standar global. Dia mengatakan mal di Amerika Serikat baru saja mulai mengintegrasikan pengalaman gaya hidup, sementara Asia Tenggara telah mengalihkan fokusnya menuju kemajuan inovasi teknologi.
“Saya pikir Asia Tenggara jelas merupakan pemimpin di sini dalam sisi inovasi digital,” katanya.
Personalisasi AI
Winter mengatakan bahwa Siam Piwat Group sudah memanfaatkan AI dan machine learning untuk mempersonalisasi pengalaman pelanggan.
Dia mengatakan mereka menggunakan berbagai model AI untuk tujuan pemasaran seperti pengenalan dan pemrosesan gambar. Dengan mengadopsi machine learning dan AI generatif, kecepatan dan akurasi dalam mentransformasi atau menerjemahkan data meningkat secara efisien, katanya.
“Ada banyak area di mana AI dalam bentuk apa pun memiliki pengaruh pada arsitektur platform digital dan juga layanan pelanggan,” kata Winter.
Yang membuat integrasi ini lebih mudah adalah bahwa konsumen Thailand antusias mencoba teknologi baru. Konsumen Thailand, khususnya, adalah pemimpin dalam mengadopsi teknologi baru seperti blockchain dan AI.
“Konsumen tertarik pada inovasi. Jadi jika ada fitur baru di luar sana, bahkan jika itu dalam produk minimum viable, atau hanya sebagai fitur dasar, kami melihat konsumen benar-benar ingin mencobanya,” ungkap Winter.
Dia mengatakan bahwa seiring berkembangnya teknologi, begitu juga dengan metode untuk melibatkan pelanggan. Namun, Winter menunjukkan bahwa tidak semua inovasi mampu dipertahankan jangka panjang. “Ini adalah bisnis yang berubah cepat dalam arti banyak hal terjadi setiap hari, dan konsumen senang melihat hal-hal ini.”