, Singapore
205 views

Langkah mudah dan menantang untuk menjadikan brand Singapura kompetitif ‘kelas dunia’

Pakar pemasaran menyarankan investasi pada strategi omnichannel dan talenta untuk mendiversifikasi brand secara  global.

Wilayah geografis Singapura yang kecil membatasi peluang pertumbuhan brand karena ukuran pasar ritel yang kecil.

Senior Analyst Euromonitor International, Quan Yao Peh, mengatakan brand Singapura “terbatas” di kancah global karena tingginya biaya operasional, kewirausahaan, dan kesediaan warga Singapura untuk berekspansi sendiri. Ditambah lagi kurangnya bahan baku khusus lokal.

Bek Teng Low, family enterprise leader di ASEAN, dan mitra di EY, menyarankan brand-brand untuk berekspansi ke luar Singapura karena pasar tersebut telah terkenal secara global berkat prestasi dan pariwisatanya.

Langkah mudah

Berikut adalah analisis dan strategi yang sesuai dengan pasar yang dapat diinvestasikan oleh bisnis lokal:

Cara pertama dan termudah untuk bisa bersaing secara global adalah dengan membuat website untuk menjangkau calon konsumen di luar negeri, kata Peh. Dia mengatakan Shopify, platform e-commerce, memungkinkan klien dan bisnis untuk mendirikan toko online dengan membuat situs web mereka sendiri dalam menjangkau khalayak yang lebih luas secara global.

Situs web Shopify menunjukkan bahwa Kraft Heinz menggunakan Shopify Plus untuk meluncurkan penawaran langsung ke konsumen atau direct-to-consumer  (D2C) dalam satu minggu dan menjadikan produk makanan dapat diakses oleh populasi rentan dan pekerja penting.

“Di era ini, [kehadiran digital] menjadi lebih penting karena hal ini merupakan peluang yang sangat mudah bagi bisnis. Jika Anda tidak memiliki kehadiran fisik, kehadiran digital Anda dapat membantu Anda berinteraksi atau membangun pengikut dengan konsumen yang berada di negara lain,” kata Peh kepada Singapore Business Review.

Namun chief international officer Pattern, Chris Vincent, menyarankan bahwa ekspansi memerlukan pengetahuan pasar lokal dan kemauan untuk berinvestasi sebelum berpikir secara global.

Langkah selanjutnya adalah berinvestasi pada tenaga profesional yang mempunyai talenta dan peningkatan keterampilan yang memahami pasar sasaran dan marketplace, kata Vincent.

Terkait hal tersebut, Low mengatakan, brand perlu mengetahui budaya negara tempat mereka akan berekspansi karena bahasa tertentu bisa dianggap tidak pantas di negara lain.

“Contoh yang lebih umum adalah jika Anda pergi ke Cina, Anda tidak boleh menggunakan kata-kata yang dianggap tidak pantas di negara tersebut. Penerjemahan bahasa Mandarin ke bahasa Inggris bisa menjadi tantangan dan jika kata-kata yang digunakan salah secara hukum, hal itu bisa merugikan,” kata Low.

Selain kehadiran digital, Peh menyarankan merek untuk menghadiri pameran dagang dan pameran internasional, yang dapat menjadi cara untuk terhubung dengan calon pembeli dan distributor di seluruh dunia.

Cara lain untuk melakukan ekspansi di luar Singapura, menurut Low, adalah dengan bekerja sama dengan lembaga pemerintah, EnterpriseSingapore, yang sejauh ini melaporkan peningkatan sebesar 25% secara tahunan pada perusahaan-perusahaan Singapura yang memulai inisiatif internasionalisasi pada 2022.

Peh mengatakan EnterpriseSG juga membantu brand meningkatkan kehadiran mereka di negara lain.

Brand juga harus memanfaatkan perjanjian pemerintah dalam investasi perdagangan atau bea cukai yang bisa menciptakan kelancaran masuknya bisnis ke negara lain. Singapura baru-baru ini menandatangani perjanjian perdagangan digital bilateral dengan UE untuk lingkungan yang ramah bisnis.

Beberapa bagian yang menantang dalam mengamankan pasar global adalah mengatur pembayaran dan mempelajari peraturan hukum pasar lain.

Low mengatakan perekonomian memiliki berbagai undang-undang mengenai pembayaran dan peraturan seperti pajak yang perlu diperhatikan oleh dunia usaha.

Bagian yang sulit

Bagi Low, semua sektor akan menghadapi risiko dan tantangan ketika melakukan ekspansi ke luar negeri. Misalnya, sektor makanan & minuman harus memastikan mereka mengikuti standar kebersihan setempat sebelum membuka brand mereka di wilayah lain.

Vincent memperingatkan para pelaku bisnis akan tanggung jawab besar yang dimiliki e-commerce seperti memasukkan produk ke setiap pasar online secara global, membuat dan mengelola situs direct-to-consumer (DTC), dan memerlukan teknologi untuk menjalankan tugas ini.

“Bisnis sering kali meremehkan berapa banyak orang yang diperlukan untuk mengelola dan meningkatkan skala e-commerce dengan sukses dan talenta seperti apa yang diperlukan untuk mempertahankan kehadiran yang kuat,” kata Vincent.

Untuk mengatasi hal ini, Vincent mengatakan perusahaan harus bermitra dengan akselerator e-commerce, yang mengoptimalkan lalu lintas dan konversi pada daftar produk dengan mencari pola dalam data.

Pengenalan brand

Vincent mengatakan brand Singapura yang bersaing secara global akan membedakan dirinya dari pesaing lainnya. Hal ini juga akan membantu mereka mendiversifikasi basis konsumen mereka, sehingga meningkatkan posisi ekonomi mereka dan melindungi mereka dari risiko dan perubahan peraturan.

Contoh brand Singapura yang sukses berekspansi secara global adalah Secretlab yang terkenal dengan penjualan kursi gaming. Kualitas produk mereka dan cara mereka terus meningkatkan produk membantu mereka dikenal secara global.

“Fokus [Secretlabs] jauh lebih tinggi pada penelitian dan pengembangan dan inovasi dalam hal bagaimana mereka terus berupaya meningkatkan kualitas produk mereka dan dalam hal sponsorship atau pemasaran yang mereka lakukan,” kata Peh.

Perilaku konsumen

Ke depan, Low melihat pandangan brand-brand Singapura terhadap kehadiran global sebagai suatu yang positif, dengan adanya perjalanan bisnis dan konferensi. Namun Low juga memperingatkan dunia usaha mengenai dampak konstan dari suku bunga tinggi dan tingkat inflasi.

Bagi Vincent dan Peh, brand akan terus memenuhi permintaan konsumen yang terus berkembang secara global seperti ESG dan metode pembayaran untuk memperluas kehadiran global mereka.

“Melalui integrasi tujuan-tujuan yang berfokus pada ESG ke dalam ekosistem perusahaan, merek dapat menarik kelompok konsumen yang sedang berkembang ini agar selaras dengan tujuan mereka,” kata Vincent.

Contoh pembayaran yang efisien adalah manfaat program loyalitas berjenjang, kartu cashback, skema rujukan, buy now, pay later-based payment installment  hingga persewaan jangka pendek, atau model bisnis rent-to-own.

Uniqlo Singapura melakukan uji coba gerai mini untuk konsumen sibuk

Toko ini dikembangkan berdasarkan masukan dari 31 juta pelanggan dan karyawan.

Kreator media sosial memengaruhi pembelian produk kesehatan di Asia Tenggara

Lebih dari setengah konsumen menemukan produk kesehatan melalui media sosial.

YouTube berupaya menggulingkan TikTok sebagai raja video shopping

Dua dari lima konsumen di Asia Tenggara mencari referensi produk melalui video online.

Yum China mengedepankan smart manajemen restoran

Automasi diperkirakan akan mendukung ekspansi perusahaan di seluruh Cina.

IKEA merombak desain toko di kota-kota besar

Pelanggan di Paris, Mumbai, dan London menginginkan panduan belanja yang lebih jelas.

Hong Kong kehilangan daya tarik sebagai surga belanja akibat tarif

Wisatawan Cina Daratan mungkin akan beralih ke Jepang dan Korea untuk nilai yang lebih baik.

CJ Olive Young berupaya menarik wisatawan yang mencari ‘glass skin’ ala K-beauty

Layanan pemindaian kulit gratis mendorong loyalitas hingga ke luar Korea.

Shiseido memadukan beauty dan science

Batas antara produk kosmetik dan pengobatan estetika semakin kabur.

Levi’s mengandalkan ‘North Star’ Asia dalam mendorong pertumbuhan

Strategi premiumisasi memungkinkan unit Jepang mencatat pertumbuhan tercepat di kawasan.

Pelonggaran aturan acara komersial bisa mendorong pop-up dan meredakan krisis ritel

Interaksi sosial selama acara dipandang sebagai masa depan ritel dan pengembangan mix-use.