Konsep toko terbaru ACE Hardware membawa inspirasi bagi Indonesia
Konsep toko baru ini menggabungkan belanja offline dan online untuk meningkatkan pengalaman berbelanja ritel.
Melalui konsep store terbarunya, PT ACE Hardware Indonesia Tbk (ACES) ("ACE") bertujuan untuk memberikan inspirasi kehidupan rumah yang nyaman dan estetis melalui beragam produk rumah tangga sekaligus meningkatkan pengalaman berbelanja shopper. Konsep baru ini menawarkan solusi cepat permasalahan rumah tangga, memadukan belanja offline dengan kenyamanan online.
“Kami ingin shopper merasakan toko yang bersih, terang, dan luas ketika mereka masuk dan terinspirasi untuk mengatasi permasalahan terkait rumah mereka, didukung oleh staf kami yang berpengetahuan luas dan siap memenuhi kebutuhan mereka,” kata Direktur ACE Gregory S. Widjaja dalam wawancara eksklusif dengan Retail Asia.
Untuk mencapai tujuan ini, ACE berupaya memahami kendala yang dialami shopper dan menawarkan solusi melalui konsep toko barunya. Masalah pertama yang diamati oleh ACE adalah shopper kerap kesulitan menentukan produk mana yang tepat untuk mereka gunakan.
“Melalui toko baru ini, kami menyediakan Inspirative Corner untuk menawarkan ide dekorasi hingga teknik perbaikan rumah sekaligus menghadirkan produk-produk terkini,” kata Gregory.
Dia menjelaskan, Inspirative Corner memungkinkan pembeli untuk mencoba produk rumah pintar atau perlengkapan olahraga terbaru dari ACE sehingga memudahkan mereka mendapatkan barang yang tepat.
Masalah kedua yang coba diatasi ACE adalah keterbatasan waktu. “Dengan terbatasnya waktu berbelanja shopper… mereka umumnya tidak ingin mengantri terlalu lama,” kata Gregory. “Karena itu kami pastikan mereka mendapat banyak inspirasi dan transaksi diproses dengan cepat.”
Fitur terbaru
Pertengahan tahun ini, konsep toko terbaru ACE mulai diluncurkan. Salah satunya dihadirkan di toko seluas lebih dari 5.000 meter persegi, di Living World Alam Sutera, Tangerang Selatan, Jabodetabek.
Selain hadirnya Inspirative Corner, toko ini menghadirkan desain toko barunya yang menggunakan konsep terbuka di bagian depan, menghilangkan rak-rak tinggi pada desain sebelumnya. Tata letak rak telah dipikirkan dengan baik sehingga dapat diatur secara efisien.
“Kami menggunakan Data Analytic. Misalnya, untuk memahami shopper yang sering membeli produk otomotif, barang apa lagi yang biasanya mereka butuhkan setelahnya? Agar pengalaman berbelanja lebih nyaman dan hemat waktu, kami menata area yang saling terhubung,” kata Gregory.
Selain itu, area kasir juga didesain ulang untuk meningkatkan kenyamanan shopper saat bertransaksi. Di toko Living World Alam Sutera, terdapat tiga meja kasir, dua di antaranya memiliki masing-masing lima personel kasir.
Toko baru ini juga menyediakan layanan Personal Shopper di mana shopper dapat menunjukkan produk yang diinginkannya kepada petugas melalui layanan digital ACE. Pembeli dapat mengakses aplikasi milik ACE yaitu MISS ACE juga melalui laman ataupun aplikasi ruparupa, sebuah platform yang terhubung dengan merek usaha lainnya dalam naungan Kawan Lama Group selain ACE, seperti INFORMA dan Toys Kingdom.
Sembari menunggu barang, shopper dapat memanjakan diri di kursi pijat dan menikmati makanan ringan yang tersedia di toko baru. Anak-anak dapat bermain di Playground, yang disediakan ACE di toko tersebut.
Untuk menjangkau shopper berusia muda, ACE bekerja sama dengan ATARU, salah satu lini bisnisnya, dan menempatkan area khusus untuk produk-produknya. ATARU menjual aksesoris dan produk fesyen dengan harga terjangkau yang sesuai dengan preferensi pasar millennial dan gen Z.
Melihat generasi muda yang peduli akan isu keberlanjutan, ACE bermitra dengan platform pengumpulan sampah, Mountrash, untuk mengelola lebih lanjut sampah elektronik pelanggan. Melalui program Bisa Baik (Bersama Atasi Sampah Barang Elektronik), ACE menghadirkan dropbox untuk sampah elektronik salah satunya di toko ACE Living World Alam Sutera; dan, sebagai apresiasi, pelanggan berhak menerima diskon untuk pembelian barang baru.
Omnichannel yang mulus
Selain memperkenalkan fitur fisik baru, ACE juga mengadopsi teknologi terkini untuk meningkatkan pengalaman shopper di toko terbarunya. Hal ini sejalan dengan tren digital saat ini di sektor ritel, seperti disampaikan oleh Gregory.
Dia mencatat bahwa digitalisasi di semua industri meningkat pesat selama pandemi COVID-19, karena masyarakat harus stay di rumah. Ketika beralih ke kebiasaan belanja online, masyarakat menginginkan kemudahan transaksi pembayaran yang dapat dilakukan melalui teknologi. Meski begitu, Gregory mengatakan tren tersebut tidak akan menghilangkan kebiasaan berbelanja di toko fisik.
“Meskipun ada pilihan belanja digital, banyak yang masih menikmati berbelanja di toko karena mereka dapat melihat dan mencoba produk secara langsung. Oleh karena itu, kami menerapkan layanan omnichannel yang seamless,” katanya.
Strategi tersebut diterapkan dengan memperkenalkan fitur Scan and Shop melalui aplikasi MISS ACE dan ruparupa saat berbelanja di toko. Melalui fitur ini, shopper dapat memindai barcode produk yang ingin dibeli dan menyelesaikan pembayaran dalam aplikasi. Dengan fitur ini, shopper dapat menghindari antrian di kasir karena pesanan mereka dapat diambil di konter terpisah.
“Shopper juga dapat berbelanja melalui aplikasi dan kemudian mengambil barangnya di toko. Demikian pula, ketika mereka membeli barang berukuran besar di toko dan kesulitan membawa pulang, mereka dapat memanfaatkan layanan pengiriman kami,” kata Gregory kepada Retail Asia.
Sejauh ini, penjualan offline masih menjadi mayoritas penjualan ACE, dengan penjualan online menyumbang 10% dari total penjualan.
Replikasi dan target
Selain ACE dengan tipe toko besar yang memiliki ukuran dan terlengkap dalam hal penawaran produk dan fasilitas, ACE tetap menghadirkan jenis toko lainnya yaitu ACE Xpress.
ACE Xpress, didirikan di atas lahan di bawah 1.000 meter persegi dan berlokasi di dekat pemukiman penduduk. Toko ini fokus melayani kebutuhan masyarakat sekitar di mana ACE Xpress berada dan menyediakan kebutuhan sehari-hari mereka.
Dengan konsep terbaru yang salah satunya dihadirkan di ACE Living World Alam Sutera, perusahaan terus mendorong untuk menghadirkan konsep toko terbaru di toko ACE seluruh Indonesia.
“Kami berharap konsep baru ini bisa mendongkrak penjualan. Hasil penjualan baru akan terlihat di laporan keuangan tahun depan,” kata dia menambahkan.
Saat ini ACE memiliki 235 toko yang beroperasi di 66 kota untuk melayani kebutuhan masyarakat. Sepanjang tahun ini, perusahaan berencana membuka 10-15 gerai baru dan menargetkan pertumbuhan pendapatan 8-10% year-on-year.
Saat dimintai keterangan perpisahan untuk wawancara ini, Gregory tetap menyatakan dedikasinya terhadap visi dan misi ACE, dengan mengatakan: “Fokus kami adalah mempertahankan posisi kami sebagai retailer nomor satu di Indonesia, terutama dalam kategori home living dan terus meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui produk kami sekaligus meningkatkan pengalaman berbelanja pelanggan.”