, Hong Kong
1110 views
Horace Lam, Senior Vice President, Regional Site-in-charge, K11 Group

Hong Kong K11 MUSEA menjembatani seni, budaya, dan ritel

Pengunjung menemukan brand papan atas dan karya seni setara museum di landmark ritel-budaya ini.

K11 MUSEA di Hong Kong mengaburkan batas antara pusat perbelanjaan, galeri seni, dan pusat budaya dengan memadukan fesyen mewah, seni yang dinamis, dan desain berkelanjutan dalam model ritelnya.

“Kami tidak melihatnya hanya sebagai pengalaman belanja ritel semata,” kata Horace Lam, senior vice president sekaligus penanggung jawab regional di K11 Group, kepada Retail Asia. “Kami berupaya memadukan seni, budaya, dan manusia untuk menciptakan perjalanan imajinatif bagi customer kami.”

Di K11 MUSEA yang glamor di Victoria Dockside, pengunjung tidak hanya menemui brand ritel papan atas, tetapi juga karya seni setara museum dan elemen desain yang berkelanjutan.

Lam mengatakan bahwa pariwisata budaya memainkan peran kunci dalam strategi K11 MUSEA dengan memperkaya pengalaman pengunjung melalui perpaduan antara atraksi budaya dan ritel. “Hal ini sangat terintegrasi dengan pengalaman customer kami, dan kami bertujuan untuk menambah nilai pada pengalaman mereka setiap kali berada di properti kami.”

Mengintegrasikan pengalaman seni dan budaya di pionir landmark ritel-budaya Hong Kong telah memberikan dampak yang signifikan terhadap penjualan dan jumlah kunjungan kelompok usaha ini, ungkap Lam. Aktivasi sepanjang tahun, termasuk acara musiman, turut berkontribusi terhadap pencapaian tersebut.

Sebagai contoh, pameran “100% Doraemon & Friends” di K11 MUSEA mencetak rekor jumlah pengunjung harian tertinggi tahun ini, dengan peningkatan hampir 40%, didorong oleh program budaya yang terkurasi dan pengalaman ritel mewah yang ditawarkan.

Kampanye mereka bertajuk “Wondrous Summer — 100 Reimagined Childhood Experiences” mendorong peningkatan jumlah keanggotaan konsumen, yang kemudian menghasilkan kenaikan hampir 30% dalam penjualan makanan, minuman, dan ritel, serta peningkatan 10% dalam belanja wisatawan.

K11 MUSEA, yang bercita-cita menjadi “Silicon Valley” di bidang budaya, telah bermitra dengan Louis Vuitton dan Dior. Acara Louis Vuitton tersebut menarik perhatian internasional dari media maupun konsumen, kata Lam.

Pada musim Natal lalu, mal ini menggelar aktivasi pohon Natal Dior dan kafe bertema Dior, yang langsung menjadi favorit pengunjung. “Kami bermitra dengan banyak brand mewah papan atas untuk membuat pop-up, dan kami turut menciptakan konsep-konsep spesial yang unik bersama mereka,” katanya.

“Jadi setiap kali pengunjung datang ke K11 MUSEA, mereka tidak hanya menikmati pengalaman berbelanja dan bersantap, tetapi juga bisa menikmati dan mempelajari sesuatu dari pameran seni yang ada,” tambahnya.

Perpaduan khas antara seni dan budaya di K11 MUSEA sangat beresonansi dengan audiens muda, terutama Gen Z.

“Kami cenderung menarik banyak pengunjung dari kalangan Gen Z, khususnya mereka yang mencari kualitas hidup yang lebih tinggi dan keterlibatan budaya yang lebih mendalam,” kata Lam.

Hampir 50% anggota mal ini berasal dari kelompok usia di bawah 35 tahun. “Di era sekarang ini, saya rasa konsumen tidak hanya mencari pengalaman ritel semata atau hubungan yang bersifat transaksional ketika memilih tempat untuk menghabiskan waktu,” katanya.

“Sebagai pemilik maupun operator ruang ritel, kami perlu memberikan nilai tambah yang lebih besar kepada basis konsumen kami, dan itulah mengapa kami sangat berkomitmen pada model bisnis yang menggabungkan perdagangan dengan budaya,” tambahnya.

Untuk menarik konsumen lokal maupun internasional, K11 MUSEA memanfaatkan lokasi strategis dan penawaran uniknya.

Lam mencatat bahwa sejak perbatasan dibuka kembali pascapandemi global COVID-19, K11 MUSEA telah menjadi destinasi utama bagi wisatawan. “Lokasi strategis kami di tepi Victoria Harbour, desain arsitektur khas oleh arsitek ternama, serta konsep ritel eksklusif seperti MoMA Design Store dan Fortnum & Mason, menarik pengunjung dari seluruh dunia.”

K11 MUSEA mempertahankan basis pelanggan lokalnya melalui acara budaya sepanjang tahun dan pengalaman eksklusif VIP, seperti Gentry Club, yang memastikan loyalitas mereka, tambah Lam.

K11 MUSEA berencana untuk terus berekspansi. “Kami sedang berdiskusi dengan merek-merek internasional mengenai potensi peningkatan kerja sama, yang mencerminkan keberhasilan awal kami dan keyakinan terhadap model bisnis kami,” kata Lam.

Ia menambahkan bahwa sejumlah brand yang telah bergabung sejak pembukaan mal pada 2019 telah menyaksikan pertumbuhan mereka, dan percaya pada model bisnis unik yang dijalankan.

Lam mengatakan K11 MUSEA sedang bersiap untuk musim ritel yang padat dengan serangkaian acara selama libur Natal. Ia juga menambahkan bahwa mal ini akan melanjutkan tradisinya dalam mengintegrasikan seni dan budaya dengan mengadakan pameran seni khusus setiap bulan Maret untuk merayakan Art Month di Hong Kong.
 

Dear Me Beauty berencana membuka flagship store

Store ini dapat menjadi fondasi bagi pertumbuhan pasar yang lebih luas.

Kawan Lama Indonesia mengaburkan batas antara belanja online dan offline

Pengunjung  platform e-commerce grup, Ruparupa.

MR.DIY berekspansi jauh ke pinggiran kota Indonesia

Perusahaan telah tumbuh menjadi lebih dari 850 cabang hanya dalam tujuh tahun.

Semakin banyak peritel Asia Tenggara yang melakukan siaran langsung

Sosial media tidak lagi sekedar tempat berbagi selfie; kini juga menjelma tempat belanja.

Ever Bilena asal Filipina memanfaatkan momentum pertumbuhan terbaru di industri kosmetik

Brand ini mengandalkan Generasi Z di tengah lanskap produk kecantikan yang berkembang pesat.

Lazada Filipina fokus memenuhi semua kebutuhan e-shopper

Shopper membeli berbagai barang dari kebutuhan sehari-hari hingga perhiasan mewah secara daring.

Peritel harus kembali meraih kepercayaan konsumen yang berhemat

Penjual perlu beradaptasi dan lebih melibatkan customer untuk mencegah penurunan penjualan.

Hong Kong K11 MUSEA menjembatani seni, budaya, dan ritel

Pengunjung menemukan brand papan atas dan karya seni setara museum di landmark ritel-budaya ini.

Toys ‘R’ Us Asia mengandalkan ‘Kidult’ untuk mendorong penjualan mainan

Remaja dan orang dewasa berusia 12 tahun ke atas semakin banyak membeli brand mainan ikonik dari era 80-an dan 90-an.