, Indonesia
1149 view s

CEO Lotte Mart mengungkapkan strategi revitalisasi toko

Tata letak toko diperbarui, memprioritaskan FMCG di depan yang kini menempati 80% ruang, naik dari 70%.

Hadir di Retail Asia Forum 2024 di Shangri-La Jakarta pada 16 Mei lalu, Kim Tae Hoon, CEO PT Lotte Mart Indonesia dan PT Lotte Shopping Indonesia, membahas perubahan dari ritel tradisional. “Kami secara tradisional mengandalkan ruang besar untuk penjualan, tetapi kami kehilangan pijakan dari peritel yang lebih kecil dan online,” akunya.

Namun, perusahaan seperti miliknya berusaha untuk merebut kembali minat konsumen dalam ritel. “Kami telah memanfaatkan ulang ruang kami untuk meningkatkan kenyamanan dan pengalaman pelanggan,” kata Kim.

Salah satu contoh yang menonjol adalah toko Lotte Mart di Gandaria City, di mana mereka mengurangi ruang penjualan sekitar 30% untuk memasang Yurihara Kitchen, dapur terbuka yang menawarkan makanan Korea autentik.

Inisiatif ini, diawasi oleh koki selebriti Korea, telah menghasilkan gebrakan signifikan dan berkontribusi pada peningkatan jumlah pengunjung sebesar 60%.

Selain itu, tata letak toko diperbarui untuk menempatkan barang-barang konsumsi cepat (FMCG) di depan, kini menempati 80% ruang penjualan, naik dari 70%.

Integrasi teknologi sangat penting untuk ritel modern, kata Kim di forum. Dia menjelaskan bagaimana Lotte Mart telah memperbarui aplikasi pointnya untuk memberikan akses mudah kepada pelanggan ke promosi dan penawaran yang dipersonalisasi berdasarkan data loyalitas.

“Pelanggan Indonesia sudah terbiasa mengakses promosi melalui media sosial atau situs web kami, tetapi harus menggulir melalui semua situs web menjadi sedikit merepotkan,” katanya.

Aplikasi ini sekarang menawarkan pengalaman berbelanja yang lebih terstruktur dan disesuaikan.

Memanfaatkan teknologi

Terkait implementasi teknologi di masa depan, Kim menyebutkan bahwa mereka bekerja sama dengan kantor pusat di Korea untuk mengeksplorasi potensi AI, mengakui bahwa ini adalah peluang signifikan untuk masa depan.

Lotte Mart menggunakan aplikasi point sebagai sumber utama untuk memahami perilaku pelanggan, seperti ukuran keranjang belanja, frekuensi berbelanja, dan barang-barang favorit. Data ini membantu memberikan penawaran dan informasi yang dipersonalisasi untuk meningkatkan pengalaman berbelanja.

“Kami mengintegrasikan itu ke dalam wawasan kami dan kemudian mencoba memberikan penawaran dan informasi yang lebih dipersonalisasi kepada pelanggan kami melalui aplikasi kami,” katanya.

Dengan 48 toko di seluruh Indonesia, termasuk 36 toko Lotte Grocer, Lotte Mart bertujuan untuk melayani  profesional dan keluarga dengan pendapatan menengah hingga menengah bawah.

Fokus Lotte Mart adalah memberikan nilai dan kualitas melalui produk merek pribadi dan merek pokok yang dikenal oleh masyarakat Indonesia. 12 toko Lotte Mart, yang sebagian besar berada di kota-kota besar, melayani keluarga berpendapatan menengah dengan menawarkan solusi satu atap dengan pilihan makanan dan minuman dasar serta layanan seperti duplikasi kunci dan laundry.

Menyesuaikan  kebutuhan pasar

Lotte Mart telah bermitra dengan Odalko untuk menawarkan opsi buy now, pay later bagi pelanggan profesional sekaligus memenuhi kebutuhan arus kas mereka. Inisiatif ini menegaskan komitmen Lotte Mart untuk menyediakan opsi pembayaran yang fleksibel.

Ke depan, Kim menyatakan optimisme tentang masa depan ritel di Indonesia, dengan menyebut usia median yang muda, populasi yang tumbuh, dan kelas menengah yang berkembang. Dia menekankan pentingnya memahami kebutuhan pelanggan yang semakin beragam dan mengeksplorasi berbagai format dan penawaran.

“Kami sudah memiliki aset besar di 48 toko kami. Kami terus mempertajamnya untuk lebih memenuhi kebutuhan pelanggan di daerah-daerah tersebut,” katanya.

Kim mengakui tantangan yang dihadapi oleh belanja bahan makanan online tetapi menekankan pentingnya meningkatkan pengalaman offline untuk bersaing. “Kami fokus memberikan produk segar berkualitas lebih baik dan solusi makanan yang dapat dilihat dan dicicip di toko yang tidak dapat dilakukan secara online,” katanya.

Lotte Mart berencana memperluas kehadirannya di kota-kota tingkat 2 dan tingkat 3 melalui toko grosir yang melayani pelanggan profesional. Selain itu, mereka sedang mengeksplorasi format yang lebih kecil untuk mal premium, memanfaatkan keberhasilan penawaran F&B mereka dan produk-produk tingkat atas.

“Lotte Mart sedang beradaptasi dengan lanskap ritel yang berubah dengan mengalihfungsikan ruang, mengintegrasikan teknologi, memanfaatkan data, memastikan keterjangkauan, dan mengeksplorasi format dan lokasi baru,” kata Kim, mencatat komitmen perusahaannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan Indonesia yang berkembang dan mempertahankan pertumbuhan di pasar ritel yang kompetitif.

K3Mart memadukan budaya Korea dan produk UMKM lokal dalam satu gerai

Convenience store itu menyediakan perbandingan produk impor dan produk lokal sebesar 50:50 di 30 outlet mereka.

Meningkatkan penelusuran dan efisiensi manajemen inventaris dengan barcode 2D GS1

Barcode 2D ini berfungsi sebagai penyimpanan data yang kompak.

The Coffee Bean & Tea Leaf menyeimbangkan kualitas dan kenyamanan melalui produk ritel

Mereka memperluas rangkaian produk termasuk berbagai kopi single-origin yang disesuaikan dengan preferensi pemanggangan yang berbeda.

KCG menguasai brand positioning untuk segmen premium di Indonesia

Mereka mengadopsi solusi berbasis teknologi terbaru untuk sukses mengelola 92 toko ritel di 20 kota di Indonesia.

Ini alasan brand-brand mewah meningkatkan investasi AI

Sektor ini telah menginvestasikan lebih dari $360 juta dalam AI selama tiga tahun terakhir.

Bacha Coffee menguasai retail kaya sensorik di Jakarta

Memadukan warisan dan kemewahan, Bacha Coffee Plaza Senayan menghadirkan pengalaman unik bagi pecinta kopi Indonesia.

Bagaimana WCT Malls meningkatkan penjualan tenant melalui pemasaran terarah

Melalui pemasaran terarah, mal ini meningkatkan penjualan tenant dan tingkat okupansi.

Langkah besar untuk GOPIZZA: 2.000 toko di akhir 2024

CEO GOPIZZA bertujuan menjadikan brand tersebut sebagai pizza terjangkau  dan terbaik dari Asia Tenggara ke seluruh dunia.

Peritel harus bersiap untuk ‘commerce tanpa batas’

Ahli dari KPMG memprediksi akhir dari perbedaan ritel online dan offline seiring dinamika keterlibatan konsumen.