Fitch Solutions: Tekanan inflasi memukul sektor ritel Indonesia
Indonesia diperkirakan akan menutup tahun dengan inflasi sebesar 5,5% YoY.
Menurut laporan Fitch Solutions, meskipun sektor ritel Indonesia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan penjualan yang positif selama sisa tahun 2022 dan tahun depan, kenaikan inflasi harga mungkin membatasi keuntungan riil di sektor ini.
Data terbaru dalam angka penjualan ritel menunjukkan kenaikan belanja konsumen secara YoY, dengan penurunan penjualan month-to-month yang berlanjut, meskipun lebih kecil, Fitch mencatat.
Survei penjualan ritel Bank Indonesia menunjukkan bahwa pada Juli 2022 indeks penjualan ritel riil tumbuh sebesar 6,2% YoY, naik dari 4,1% pada Juni dan 2,9% pada Mei, meskipun ini merupakan penurunan tajam dari tingkat yang lebih tinggi yang terlihat di awal tahun, ketika pada Januari mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 15,2%.
“Pada basis month-to-month, pertumbuhannya fluktuatif, dimana Juli mengalami penurunan sebesar 3,1% m-o-m, sedangkan peningkatan dari penurunan pada bulan Juni sebesar 11,8%, kata Fitch.
Tekanan inflasi terus meningkat, karena selama paruh kedua 2022, inflasi mulai bergeser ke sektor jasa, seperti pariwisata, catat laporan itu.
“Meningkatnya inflasi harga konsumen telah menjadi risiko utama bagi pengeluaran konsumen selama 2022, dan telah mengikis daya beli dan telah mengalihkan pengeluaran konsumen. Ini akan tetap menjadi realitas ekonomi bagi konsumen memasuki 2023,” kata Fitch menambahkan.
READ MORE: E-commerce GMV growth in Southeast Asia slows but remains ‘healthy’
Di Indonesia, inflasi secara umum berada dalam tren naik pada 2022, mencapai tingkat tertinggi sebesar 4,9% YoY pada Juli, meskipun tingkat inflasi sedikit menurun menjadi 4,7% pada bulan Agustus. Fitch memproyeksikan Indonesia menutup tahun dengan inflasi 5,5% YoY, meski bisa turun menjadi 3,5% pada akhir 2023.
“Kami memperkirakan Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuannya lebih tinggi untuk mengatasi inflasi, meskipun kami percaya bahwa langkah pengetatan secara keseluruhan akan bertahap, karena rupiah akan tetap didukung oleh harga komoditas yang tinggi,” kata Fitch.
Tekanan inflasi mulai meningkat secara global pada 2021, karena base effect, harga komoditas yang lebih tinggi, dan tantangan rantai pasokan menciptakan kelangkaan lokal. Konflik Ukraina-Rusia juga secara signifikan mempengaruhi harga pasokan global komoditas utama, seperti minyak dan gas, pupuk, dan gandum, laporan tersebut mencatat.
Kenaikan harga komoditas diperkirakan akan terus berlanjut selama 2022.
Belanja konsumen di Indonesia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang kuat pada 2022, sebesar 4,8%, sedikit menurun menjadi 4,7% pada 2023. Ini merupakan peningkatan dari pertumbuhan 2,2% yang terlihat pada 2021 karena ada pengeluaran yang pulih dari adanya penurunan kecil pada 2020.