, Indonesia
700 views

Dear Me Beauty berencana membuka flagship store

Store ini dapat menjadi fondasi bagi pertumbuhan pasar yang lebih luas.

Dear Me Beauty, brand kosmetik asal Indonesia, berencana membuka flagship store setelah hampir delapan tahun menjual produknya secara online dan di beauty store seperti Watsons. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat kehadiran brand ritel  tersebut sebagai persiapan ekspansi ke pasar internasional.

“Kami berupaya memperkuat serta melengkapi lini makeup dengan skincare, sekaligus mempertahankan fokus penelitian dan pengembangan (R&D), terutama di bidang kosmetik dekoratif,” kata Nikita Wiradiputri, CEO dan co-founder PT Garland Cantik Indonesia, owner brand Dear Me Beauty, kepada Retail Asia.

“Kami akan mengaktifkan pemasaran digital, meningkatkan strategi media sosial, serta membangun friendship customer dengan customer kami di luar pulau Jawa tahun ini,” tambahnya.

Nikita menyampaikan melalui Zoom bahwa ekspansi ini masih dalam tahap pembahasan, dan flagship store dapat menjadi fondasi bagi pertumbuhan pasar yang lebih luas.

Pasar beauty dan personal care di Indonesia diperkirakan tumbuh sebesar 4,3% per tahun hingga 2030, dari $9,7 miliar pada tahun ini, menurut portal data Jerman, Statista.

Dear Me Beauty, yang didirikan pada November 2017 dan telah mengantongi sertifikasi halal serta uji keamanan produk, kini beroperasi di sekitar 17 provinsi, termasuk Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Tahun lalu, kehadiran offlinenya meningkat hingga 50%.

Nikita mengaitkan pertumbuhan perusahaan dengan media digital, survei, riset dari third party, serta interaksi langsung dengan shopper secara offline.

“Feedback dari shopper, seperti preferensi warna dan personalisasi produk dengan nama individu, menjadi aspek penting dalam pengembangan produk,” katanya.

“Hal ini memastikan bahwa produk kami sesuai dengan kebutuhan konsumen dan membantu menjaga relevansi di tengah tren yang cepat berubah serta proses pengembangan produk kecantikan yang memakan waktu berbulan-bulan,” tambahnya.

Riset pasar juga memengaruhi strategi harga. Misalnya, Dear Me Beauty menurunkan harga Serum Lip Tint menjadi sekitar $3 untuk menjangkau segmen remaja.

“Awalnya, target pasar kami adalah usia 20-25 tahun, tetapi produk ini memungkinkan kami merambah konsumen berusia mulai dari 14 tahun,” kata Nikita. Saat itu, produk pertama Dear Me Beauty, lip cream, dijual hampir dua kali lipat lebih mahal.

Dear Me Beauty juga memanfaatkan kolaborasi lintas kategori untuk meningkatkan brand awareness. Kemitraan dengan brand seperti permen Yupi, bumbu Sasa, wafer Nissin, dan KFC menciptakan pengalaman berbelanja unik yang mendorong permintaan.

“Pada tahun pertama kolaborasi, brand value meningkat sepuluh kali lipat, dan penjualan melonjak delapan kali lipat antara 2017 dan 2019,” kata Nikita.

Ia menambahkan bahwa Dear Me Beauty akan terus menghadirkan produk dengan bahan premium, diperkaya dengan teknologi terbaru, namun tetap dengan harga yang terjangkau.

Uniqlo Singapura melakukan uji coba gerai mini untuk konsumen sibuk

Toko ini dikembangkan berdasarkan masukan dari 31 juta pelanggan dan karyawan.

Kreator media sosial memengaruhi pembelian produk kesehatan di Asia Tenggara

Lebih dari setengah konsumen menemukan produk kesehatan melalui media sosial.

YouTube berupaya menggulingkan TikTok sebagai raja video shopping

Dua dari lima konsumen di Asia Tenggara mencari referensi produk melalui video online.

Yum China mengedepankan smart manajemen restoran

Automasi diperkirakan akan mendukung ekspansi perusahaan di seluruh Cina.

IKEA merombak desain toko di kota-kota besar

Pelanggan di Paris, Mumbai, dan London menginginkan panduan belanja yang lebih jelas.

Hong Kong kehilangan daya tarik sebagai surga belanja akibat tarif

Wisatawan Cina Daratan mungkin akan beralih ke Jepang dan Korea untuk nilai yang lebih baik.

CJ Olive Young berupaya menarik wisatawan yang mencari ‘glass skin’ ala K-beauty

Layanan pemindaian kulit gratis mendorong loyalitas hingga ke luar Korea.

Shiseido memadukan beauty dan science

Batas antara produk kosmetik dan pengobatan estetika semakin kabur.

Levi’s mengandalkan ‘North Star’ Asia dalam mendorong pertumbuhan

Strategi premiumisasi memungkinkan unit Jepang mencatat pertumbuhan tercepat di kawasan.

Pelonggaran aturan acara komersial bisa mendorong pop-up dan meredakan krisis ritel

Interaksi sosial selama acara dipandang sebagai masa depan ritel dan pengembangan mix-use.