Menyelami platform digital dan kebiasaan belanja anak muda Filipina
Kadence Philippines mendesak brand untuk memprioritaskan navigasi yang lancar, meningkatkan keterlibatan, dan keberlanjutan.
KEBIASAAN BELANJA di kalangan anak muda Filipina telah sangat dipengaruhi oleh keberadaan platform digital yang merata, menurut perusahaan riset pasar Kadence Philippines.
Anak muda Filipina sekarang dengan mudah menavigasi lanskap digital yang luas, menemukan produk baru, dan terlibat dengan brand tanpa hambatan, melalui smartphone mereka.
“Ini bukan hanya tentang transaksi. Ini tentang membangun hubungan,” kata Managing Director Kadence, Iris Lorenzo, kepada Retail Asia mengenai pendekatan terhadap pasar anak muda ini.
“Platform digital adalah pengubah permainan karena konsumen muda sekarang dapat berbelanja kapan saja, di mana saja, semuanya dalam kenyamanan ponsel pintar mereka,” kata Lorenzo. “Media digital telah menjadi salah satu saluran pembelian utama dan pilar utama dalam pengambilan keputusan bagi konsumen muda.”
Orang Filipina menempati peringkat sebagai pengguna online paling aktif di dunia, menurut laporan Digital 2023 dari DataReportal. Mengutip data tersebut, Lorenzo mengatakan bahwa keterlibatan pemuda Filipina dengan media sosial dan permainan melebihi rata-rata global, dengan preferensi konten berbahasa Inggris, mencerminkan kesadaran budaya yang beragam di negara tersebut.
Seiring perkembangan sektor ritel, dia menekankan pentingnya bagi brand untuk beradaptasi dengan cepat terhadap tren yang muncul. "Anak muda Filipina sangat mengutamakan kehidupan digital, yang berarti perusahaan perlu meningkatkan keterlibatan digital mereka, seperti media sosial, kemitraan dengan influencer, dan platform e-commerce yang menarik dan mempertahankan perhatian mereka," katanya.
Kesadaran lingkungan
Konsumen muda Filipina menunjukkan kesadaran yang meningkat terhadap isu-isu lingkungan dan sosial, kata Lorenzo, sehingga ada kebutuhan bagi merek untuk menunjukkan komitmen nyata terhadap keberlanjutan.
Dia merekomendasikan beberapa inisiatif, termasuk menawarkan produk ramah lingkungan, mengurangi limbah kemasan, mempromosikan daur ulang dan upcycling, serta mendukung brand dan praktik berkelanjutan dalam industri.
"Orang Filipina lebih peka terhadap isu-isu lingkungan dan sosial. Jadi mereka sebenarnya mencari brand yang bisa membuktikan komitmennya, dan mereka harus bisa menunjukkan bahwa mereka ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial," katanya.
Memenuhi preferensi anak muda
Menanggapi meningkatnya popularitas model kustomisasi dan berbasis langganan di kalangan konsumen muda, Lorenzo mengatakan pengalaman berbelanja yang dipersonalisasi dapat ditingkatkan dengan menawarkan lebih banyak opsi seperti pilihan warna, ukuran bervariasi, ukiran, atau pelabelan.
Dia juga menganjurkan agar peritel memanfaatkan media sosial, kemitraan dengan influencer, dan pengalaman berbelanja yang dipersonalisasi untuk memenuhi preferensi konsumen yang terus berkembang dengan efektif. Dia mendesak mereka untuk menggunakan media sosial untuk mengidentifikasi platform online yang efektif, baik untuk e-commerce, sosialisasi, atau permainan.
Ahli dari Kadence ini mengatakan pengalaman berbelanja interaktif, baik online maupun di toko fisik, juga didorong, seperti termasuk fitur mencoba pakaian dan aksesori secara virtual melalui teknologi augmented reality atau virtual reality.
Lorenzo menekankan pentingnya menerapkan program penghargaan untuk mendorong berbagi di media sosial. Ini bisa melibatkan memberikan penghargaan kepada shopper yang merujuk teman di media sosial atau membagikan gambar produk secara online.
Dia mengatakan wawasan berbasis data dan teknologi inovatif sangat penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen Filipina yang terus berkembang.
"Untuk melakukan ini, mereka harus memahami apa yang membuat konsumen tetap setia, baik menggunakan analitik data kecil maupun besar, mereka juga harus melakukan survei mendalam dan focus group interview, penelitian benar-benar kunci dalam menyempurnakan strategi pemasaran mereka," kata Lorenzo.