, Singapore
802 views
Jason Parke, General Manager at Deliveroo Singapore, and Raphael Zennou, Vice President of Quick Commerce at Foodpanda GmbH

Masyarakat Singapura mendorong Q-commerce melampaui pengiriman makanan

Mereka ingin segala sesuatu dikirim dengan cepat, mulai dari bunga hingga hadiah ulang tahun mendadak.

Yang awalnya merupakan platform untuk pengiriman makanan kini telah berkembang menjadi saluran utama untuk kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan, produk perawatan pribadi, bahkan hadiah dadakan di sektor quick commerce (Q-commerce) Singapura.

“Semakin banyak konsumen — sekitar 80% — yang mengandalkan platform pengiriman untuk kebutuhan harian mereka,” kata Jason Parke, General Manager Deliveroo Singapura, kepada Retail Asia melalui Zoom. “Lebih dari separuh responden juga mengharapkan penggunaan aplikasi pengiriman untuk lebih dari sekadar makanan, termasuk belanja kebutuhan pokok, hadiah, dan layanan lainnya.”

Pendapatan Q-commerce Singapura diperkirakan akan mencapai US$370 juta tahun ini, kata Parke, mengutip survei yang dilakukan oleh INSEAD. Di seluruh Asia Tenggara, 80% konsumen lebih memilih pengiriman di hari yang sama, dengan 61% mengharapkan pesanan mereka tiba dalam satu hingga tiga jam. 

Parke mengatakan bahwa permintaan tersebut didorong oleh pembelian yang mendesak dan tidak direncanakan. “Bayangkan ketika Anda bangun dalam kondisi tidak enak badan dan kehabisan obat, lalu sekotak Panadol dikirim langsung ke pintu rumah tanpa perlu bangun dari tempat tidur,” katanya.

Permintaan untuk pengiriman hadiah secara cepat juga semakin meningkat. “Ada tren yang terus berkembang di mana konsumen menggunakan Q-commerce untuk hadiah-hadiah mendadak,” kata Parke. “Baik itu satu set Lego untuk ulang tahun teman anak Anda, atau sebotol anggur yang perlu dibawa ke pesta makan malam, berbagai platform kini hadir untuk memenuhi kebutuhan yang sensitif terhadap waktu ini.”

Untuk merespons permintaan yang terus meningkat, platform Q-commerce seperti Deliveroo telah mendiversifikasi pilihan produk mereka. “Kami kini menghadirkan Express Flower, toko bunga terbesar di Singapura yang tersedia di platform kami, serta memperluas kategori seperti kesehatan dan farmasi, perawatan hewan peliharaan, dan kebutuhan sehari-hari melalui Sheng Siong,” kata Parke.

Pilihan hadiah juga ditingkatkan melalui inovasi digital. Misalnya, kata Parke, aplikasi Deliveroo memungkinkan pengguna menambahkan hadiah ke dalam pesanan apa pun — baik itu makanan maupun produk ritel — dan mengirimkan kartu ucapan digital. Penerima juga dapat melacak status pengiriman mereka.

Meskipun Q-commerce pada awalnya berpusat pada pengiriman super cepat, fokusnya kini secara bertahap bergeser ke arah kenyamanan dan fleksibilitas, menurut Raphael Zennou, Wakil Presiden Quick Commerce di Foodpanda GmbH.

“Seiring waktu, kami menyadari bahwa pengiriman super cepat tidak selalu menjadi suatu keharusan; ekspektasi pelanggan telah berubah, dan sebagian besar sudah sangat puas dengan waktu pengiriman antara 30 hingga 45 menit,” katanya kepada Retail Asia.

“Alih-alih hanya mengandalkan kecepatan, konsumen sekarang lebih memprioritaskan kenyamanan dan fleksibilitas, dengan memilih sendiri kapan dan bagaimana mereka menerima pesanan,” tambahnya.

Investasi minimal

Sebagai respons, berbagai platform mulai menawarkan layanan pengiriman prioritas dan terjadwal, bahkan opsi self-pickup.

Bagi para peritel, Q-commerce menawarkan peluang untuk melampaui penjualan konvensional di toko fisik.
Zennou mengatakan bahwa toko fisik sering kali terbatas oleh jumlah kunjungan langsung dan jangkauan pemasaran, sementara platform pengiriman menawarkan akses ke lalu lintas digital dan menciptakan aliran pendapatan tambahan.

Ia menambahkan bahwa ekspansi ini memerlukan investasi yang sangat minim dari para pelaku usaha. Sebagai contoh, Foodpanda memungkinkan mitranya memanfaatkan data dan jaringan logistik yang dimilikinya untuk menyediakan layanan pengiriman cepat tanpa perlu mengeluarkan biaya besar. Para merchant juga mendapatkan akses ke analitik penjualan dan alat lainnya untuk membantu mengarahkan strategi pemasaran mereka.

Parke dan Zennou menegaskan bahwa Q-commerce bukan pengganti e-commerce tradisional, melainkan pelengkap.
“Q-commerce jelas merevolusi kenyamanan dengan memenuhi kebutuhan yang bersifat mendesak,” kata Parke. “E-commerce tetap memiliki peran penting dalam pembelian besar yang direncanakan, belanja lintas negara, barang berukuran besar, dan pengiriman berat.”

Ia memperkirakan akan ada integrasi antara kedua model ritel tersebut. “Bayangkan Anda melihat pakaian atau sepasang sepatu di acara TV atau TikTok, lalu bisa langsung memesannya dan dikirim ke rumah dalam waktu 30 menit,” tambahnya.

Zennou mengatakan bahwa prospek Q-commerce sangat menjanjikan, dengan jumlah pengguna global yang diperkirakan akan meningkat dari 511 juta pada 2023 menjadi 788 juta pada  2027.

Uniqlo Singapura melakukan uji coba gerai mini untuk konsumen sibuk

Toko ini dikembangkan berdasarkan masukan dari 31 juta pelanggan dan karyawan.

Kreator media sosial memengaruhi pembelian produk kesehatan di Asia Tenggara

Lebih dari setengah konsumen menemukan produk kesehatan melalui media sosial.

YouTube berupaya menggulingkan TikTok sebagai raja video shopping

Dua dari lima konsumen di Asia Tenggara mencari referensi produk melalui video online.

Yum China mengedepankan smart manajemen restoran

Automasi diperkirakan akan mendukung ekspansi perusahaan di seluruh Cina.

IKEA merombak desain toko di kota-kota besar

Pelanggan di Paris, Mumbai, dan London menginginkan panduan belanja yang lebih jelas.

Hong Kong kehilangan daya tarik sebagai surga belanja akibat tarif

Wisatawan Cina Daratan mungkin akan beralih ke Jepang dan Korea untuk nilai yang lebih baik.

CJ Olive Young berupaya menarik wisatawan yang mencari ‘glass skin’ ala K-beauty

Layanan pemindaian kulit gratis mendorong loyalitas hingga ke luar Korea.

Shiseido memadukan beauty dan science

Batas antara produk kosmetik dan pengobatan estetika semakin kabur.

Levi’s mengandalkan ‘North Star’ Asia dalam mendorong pertumbuhan

Strategi premiumisasi memungkinkan unit Jepang mencatat pertumbuhan tercepat di kawasan.

Pelonggaran aturan acara komersial bisa mendorong pop-up dan meredakan krisis ritel

Interaksi sosial selama acara dipandang sebagai masa depan ritel dan pengembangan mix-use.