, APAC
603 view s
Photo by Andrea Piacquadio via Pexels

Ini alasan brand-brand mewah meningkatkan investasi AI

Sektor ini telah menginvestasikan lebih dari $360 juta dalam AI selama tiga tahun terakhir.

Dorongan strategis seperti pengalaman yang dipersonalisasi, perlindungan identitas brand, dan manajemen rantai pasokan yang efisien mendorong lonjakan investasi AI dalam industri brand mewah.

"Konsumen sangat bersedia untuk terlibat dengan brand-brand mewah dan mengadopsi teknologi-teknologi baru yang mereka hadirkan," kata Sourabh Nyalkalkar, kepala praktik Produk Inovasi di GlobalData kepada Retail Asia.

Menurut laporan GlobalData, brand-brand  ini telah meningkatkan investasi AI mereka sebesar 79% menjadi lebih dari $360 juta dalam tiga tahun terakhir.

Meningkatkan pengalaman pelanggan

Sistem rekomendasi, yang secara tradisional bergantung pada perilaku penelusuran, kini mengintegrasikan biomarker individu untuk penyesuaian yang lebih tepat, kata Nyalkalkar.

Personalisasi ini meluas ke teknologi visi komputer, memungkinkan pengukuran tubuh yang akurat dan analisis warna kulit, sehingga produk dapat disesuaikan dengan beragam demografi konsumen.

Raksasa brand mewah seperti LVMH, Chanel, dan Kering memimpin inovasi yang digerakkan oleh AI ini dengan memperkenalkan teknologi seperti rekomendasi kosmetik berbasis AI dan alat pengukuran tubuh non-invasif.

"Mereka bermitra dengan perusahaan teknologi, atau bahkan terlibat dalam kemitraan dalam transaksi aset yang membantu mereka menjadi lebih berfokus pada pelanggan menggunakan teknologi AI," kata Nyalkalkar.

Virtual try-ons, yang sangat populer di Asia Selatan, juga memungkinkan konsumen untuk berinteraksi lebih intim dalam penawaran produk mewah.

Baru-baru ini, Cartier juga bermitra dengan Snap untuk menggunakan teknologi AI dan AR, memungkinkan pengguna untuk mencoba cincin secara virtual sebelum membeli.

"Dengan model AI generatif, perusahaan kini dapat berkolaborasi dengan pengguna dan membuat desain mereka sendiri, yang membantu pengguna mengekspresikan kreativitas mereka dan memperkuat identitas merek serta loyalitas brand," kata Nyalkalkar.

Selain itu, inovasi-inovasi ini juga mengatasi masalah keberagaman dan inklusivitas dengan mengakomodasi berbagai jenis tubuh dan etnis, sehingga memperluas daya tarik pasar dan meningkatkan kepuasan konsumen.

"Seiring perusahaan mengadopsi teknologi-teknologi ini, mereka menjangkau audiens yang lebih luas, karena sekarang mereka dapat menangani berbagai jenis tubuh, berbagai etnis, dan ini membantu mereka menangani isu-isu keberagaman dan inklusivitas, yang merupakan kemenangan besar bagi konsumen," kata Nyalkalkar.

Sebagai contoh, Chanel dan Louis Vuitton bermitra dengan perusahaan teknologi untuk merintis solusi berbasis AI yang memastikan keaslian dan mengoptimalkan inventaris di seluruh saluran penjualan global.

Melindungi identitas brand

Nyalkalkar juga menyebutkan peran penting AI dalam memperkuat ketahanan brand terhadap tantangan barang palsu dan meningkatkan efisiensi operasional.

"Faktor kedua adalah perlindungan identitas brand," katanya. "Sekarang, barang palsu telah menjadi tantangan bagi industri mewah selama waktu yang sangat lama, dan mereka berharap teknologi seperti AI dan blockchain dapat membantu mereka mengatasi tantangan ini di masa mendatang."

Efisiensi operasional

Alat AI juga diharapkan dapat memperlancar upaya ekspansi global dengan meningkatkan manajemen inventaris dan meningkatkan prediktabilitas di seluruh saluran penjualan.

"Diharapkan alat AI membantu mereka menjadi lebih dapat diprediksi dalam mengelola rantai pasok ke depan," kata ahli tersebut.

Ke depan, Nyalkalkar memprediksi kemajuan berkelanjutan dalam teknologi AI akan mendorong hiper-personalisasi dalam barang-barang mewah.

 

K3Mart memadukan budaya Korea dan produk UMKM lokal dalam satu gerai

Convenience store itu menyediakan perbandingan produk impor dan produk lokal sebesar 50:50 di 30 outlet mereka.

Meningkatkan penelusuran dan efisiensi manajemen inventaris dengan barcode 2D GS1

Barcode 2D ini berfungsi sebagai penyimpanan data yang kompak.

The Coffee Bean & Tea Leaf menyeimbangkan kualitas dan kenyamanan melalui produk ritel

Mereka memperluas rangkaian produk termasuk berbagai kopi single-origin yang disesuaikan dengan preferensi pemanggangan yang berbeda.

KCG menguasai brand positioning untuk segmen premium di Indonesia

Mereka mengadopsi solusi berbasis teknologi terbaru untuk sukses mengelola 92 toko ritel di 20 kota di Indonesia.

Ini alasan brand-brand mewah meningkatkan investasi AI

Sektor ini telah menginvestasikan lebih dari $360 juta dalam AI selama tiga tahun terakhir.

Bacha Coffee menguasai retail kaya sensorik di Jakarta

Memadukan warisan dan kemewahan, Bacha Coffee Plaza Senayan menghadirkan pengalaman unik bagi pecinta kopi Indonesia.

Bagaimana WCT Malls meningkatkan penjualan tenant melalui pemasaran terarah

Melalui pemasaran terarah, mal ini meningkatkan penjualan tenant dan tingkat okupansi.

Langkah besar untuk GOPIZZA: 2.000 toko di akhir 2024

CEO GOPIZZA bertujuan menjadikan brand tersebut sebagai pizza terjangkau  dan terbaik dari Asia Tenggara ke seluruh dunia.

Peritel harus bersiap untuk ‘commerce tanpa batas’

Ahli dari KPMG memprediksi akhir dari perbedaan ritel online dan offline seiring dinamika keterlibatan konsumen.