, Indonesia
713 views

Alasan HappyFresh ‘all out’ dalam teknologi dan produk

Dari 400 karyawan, setengahnya ditempatkan untuk mengurus teknologi dan produk.

Lebih dari 50% konsumen HappyFresh memutuskan untuk tetap berbelanja online meskipun pembatasan sosial telah dilonggarkan. Hal ini membuat HappyFresh lebih agresif di platform online grocery mereka.

Berdasarkan laporan e-Conomy dari Google, layanan online grocery di Indonesia diprediksi akan berkontribusi US$5 miliar hingga US$6 miliar, atau sekitar 3% dari total pendapatan ritel pada 2025. Di Asia Tenggara hanya terdapat 2% pengguna yang berbelanja kebutuhan sehari-hari dengan platform online grocery, berbeda dengan jumlah pengguna yang berbelanja produk lain yang mencapai angka 25%.  Dalam wawancara eksklusif dengan Retail Asia, Chief Technology Officer HappyFresh Fajar A. Budiprasetyo mengatakan bahwa HappyFresh akan all out pada teknologi dan produk untuk menggali potensi ini.

“Investasi kami pada bidang teknologi dan produk cukup besar, meskipun kami tidak dapat memberikan detail lebih jauh mengenai jumlahnya. Kami bisa memberikan gambaran bahwa, dari 400 karyawan kami di kantor pusat di Indonesia, setengahnya kami tempatkan untuk mengurus teknologi dan produk,” kata Fajar.

Sejak awal, HappyFresh berfokus pada perekrutan talenta di bidang teknologi. Hal ini menjadikan tim teknologi dan produk sebagai divisi terbesar di perusahaan.

“Kami ingin memperluas layanan kami. Hal ini hanya bisa kita capai jika kami all-out dalam bidang teknologi dan produk," kata Fajar.

“HappyFresh menerapkan sistem kerja cepat dengan mengutamakan kelincahan dan proses komunikasi yang dinamis,” kata Fajar. “Setiap dua minggu sekali, kami mengadakan sprint review di mana masing-masing tim memberikan update dan feedback terhadap projek yang sedang mereka kerjakan,” kata dia menambahkan.

Sekitar 80% hingga 90% karyawan HappyFresh berbasis di Jakarta. Sedangkan sisanya bekerja jarak jauh dari Thailand, Hong Kong, Singapura, Vietnam, Malaysia, India, dan Bangladesh.

“Terdapat sekitar 700 mitra supermarket pada jaringan kami di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Tahun lalu, kami juga meluncurkan HappyFresh Supermarket,” kata Fajar menambahkan.

Layanan pelanggan yang cepat dan personal

HappyFresh Supermarket bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan asimetri atau perbedaan antara persediaan di dalam toko dan platform online. “Melalui platform HappyFresh Supermarket, kami memiliki kendali penuh atas persediaan, sehingga stok produk selalu dapat dipastikan,” kata Fajar.

Selain itu, HappyFresh juga menambahkan dua jenis layanan pengiriman. "Layanan pengiriman pertama adalah pengiriman ekspres yang memungkinkan pengguna untuk memesan barang menerimanya dalam waktu 30 menit," kata Fajar. Akan tetapi, jenis layanan ini memiliki tantangan tersendiri, seperti jarak dari gudang ke titik drop-off dan ketersediaan produk. Itu sebabnya, untuk saat ini layanan pengiriman ekspres masih terbatas.. HappyFresh hanya dapat menyediakan slot pengiriman ekspres kepada konsumen yang berada dalam jarak tertentu atau belanja dalam jumlah tertentu. Sejauh ini, layanan pengiriman ekspres tersedia di Indonesia (Jabodetabek, Bandung, Malang, Semarang, Surakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Bali, dan Samarinda), Kuala Lumpur, dan Bangkok.

Layanan pengiriman selanjutnya adalah  pengiriman terjadwal. “Misalnya, pengguna belanja di pagi hari tapi tidak ada orang di rumah, maka waktu pengiriman bisa diatur di sore hari. Pengguna bisa memesan mulai pukul 06.00 hingga 22.00 di platform HappyFresh Supermarket kami,” tambah Fajar.

“Konsumen biasanya berbelanja dengan perilaku repetitif. Untuk itu,  HappyFresh mengembangkan teknologi personalisasi berbasis data pengguna yang sudah dikembangkan selama tujuh tahun pengalaman kami berada di industri ini. Sejauh ini, kami mencatat terdapat pertumbuhan pengguna sebesar 300% pada akhir 2021,” kata Fajar.

Teknologi personalisasi ini didukung oleh artificial intelligence (AI). Cara kerjanya, pengguna baru HappyFresh yang membuka aplikasi, akan melihat produk yang paling banyak diminati. Pada pembelian selanjutnya, mereka akan menjumpai produk yang paling sering mereka beli.

“Teknologi personalisasi kami mempelajari produk apa saja yang sering dibeli oleh  pengguna tersebut. Hal ini tentunya bisa lebih menghemat waktu belanja mereka,” kata Fajar.

Pemeriksaan kualitas produk di setiap proses

Kualitas juga merupakan prioritas utama untuk HappyFresh. “Kami memiliki tim quality control yang memastikan barang yang dijual sesuai dengan standar yang kami inginkan,” kata Fajar seraya menjelaskan mengenai pentingnya cara penanganan bahan pangan.

“Walaupun bahan pangan yang kami tawarkan memiliki kualitas yang baik, namun jika  penanganannya buruk dapat mengakibatkan kerusakan produk saat sampai di tangan pelanggan. Untuk mencegah hal itu terjadi, kami mengadakan pelatihan bagaimana cara penanganan bahan pangan, seperti daging, sayur, dan buah-buahan,” tambah Fajar.

HappyFresh memiliki prosedur agar bahan pangan sampai dengan selamat dengan kualitas baik di tangan pengguna. “Setiap kategori produk memiliki standard operational procedure-nya masing-masing. Ada sistemnya, sehingga kami bisa menjamin kualitas barang yang kami kirimkan ke konsumen,” kata Fajar.

Menurut Fajar, keseimbangan antara kecepatan dan kualitas sangat kompleks. Sistem memainkan peran penting dalam memberikan layanan dan produk dengan kualitas  yang sesuai harapan konsumen.

“Untuk membangun sistem dan menjalankannya secara optimal, kami memilih untuk mencurahkan seluruh sumber daya kami kepada teknologi dan produk,” pungkasnya.

Follow the link for more news on

KCG menguasai brand positioning untuk segmen premium di Indonesia

Mereka mengadopsi solusi berbasis teknologi terbaru untuk sukses mengelola 92 toko ritel di 20 kota di Indonesia.

Melihat lebih dekat pendekatan digital oleh The Mall Group

Mereka telah memperkenalkan layanan inovatif seperti 'chat and shop' dan 'call to order.

Mengembangkan budaya kolaborasi melalui desain generatif AI

Direktur Kreatif dwp menjawab apa yang akan terjadi selanjutnya bagi desainer dengan integrasi AI dalam arsitektur.

3 pilar yang membentuk masa depan ritel di Asia Tenggara

Peritel didorong memprioritaskan digitalisasi, inisiatif pengalaman, dan keberlanjutan untuk tetap kompetitif.

Bagaimana peritel dapat menyeimbangkan strategi omnichannel dengan preferensi konsumen terhadap toko fisik?

Kurang dari setengah konsumen APAC lebih memilih berbelanja online, tetapi kebanyakan masih bergantung pada toko fisik.

Teknologi dan personalisasi mendorong e-commerce di Indonesia

3 eksekutif ritel membandingkan catatan tentang pertumbuhan pesat e-commerce yang didorong oleh teknologi di Retail Asia Forum.

PT ABC President Indonesia mempromosikan ritel dengan kampanye personalisasi digital

COO Dwi Hatmadji menyampaikan strategi keterlibatan Gen Z dan milenial yang sukses di Retail Asia Forum 2024.

Apa yang dibutuhkan brand baru untuk sukses di pasar Asia

Sensitivitas harga tetap menjadi faktor kritis terutama dalam kategori penting seperti makanan dan minuman.

Mengadopsi ritel hyperlocal di Indonesia

Retail Asia Forum di Jakarta membahas kompleksitas penerapan strategi ritel hyperlocal di negara yang beragam seperti Indonesia.