, Philippines
385 views
Shutterstock photo

Mal-mal di Filipina menarik pengunjung dengan pengalaman liburan yang lengkap

Pengunjung diperkirakan akan datang setelah jam kantor hingga larut malam.

Mal-mal di ibu kota Filipina dan sekitarnya diharapkan menciptakan pengalaman liburan yang imersif yang menggabungkan belanja, kuliner, dan hiburan untuk menjaga keterlibatan konsumen sepanjang kunjungan mereka, terutama hingga malam hari.

“Dengan orang-orang yang bersedia mengeluarkan uang dan berniat menghabiskan waktu berjam-jam di mal, ruang ritel yang menawarkan lebih dari sekadar belanja akan menjadi pemenang sejati,” kata Therese Reyes,lead editor Asia-Pasifik di agensi riset konsumen Canvas8, kepada Retail Asia.

Untuk mengurangi kemacetan lalu lintas selama musim Natal, pemerintah daerah di Manila dan kota-kota sekitarnya telah menyesuaikan jam operasional mal, yaitu mulai pukul 11 siang hingga tengah malam, berlaku dari 18 November hingga 25 Desember. Pengiriman barang ke mal dengan truk juga dibatasi hanya pada pukul 10 malam hingga 5 pagi.

Reyes mengatakan para pembeli diperkirakan akan mengunjungi mal pada waktu yang lebih sore, terutama setelah jam kantor, dan tetap berada di sana hingga larut malam untuk berbelanja hadiah atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman. “Beberapa orang bahkan mungkin akan menghabiskan satu hari penuh di mal untuk menyelesaikan seluruh daftar keperluan liburan mereka dalam satu kunjungan.”

Reyes mencatat Power Plant Mall menghadirkan dekorasi mewah, bazar liburan, dan pilihan kuliner meriah. Dia mencatat meskipun waktu berbelanja mungkin bergeser, volume pembelian kemungkinan akan tetap stabil.

“Perubahannya kemungkinan lebih pada kapan mereka berbelanja, bukan apa atau berapa banyak yang mereka belanjakan.”

Meski tren belanja daring terus berkembang, Reyes mengatakan masyarakat Filipina tetap memadati mal selama musim liburan. Lebih dari setengah konsumen lebih memilih perpaduan antara belanja daring dan luring, menurut laporan 2024 Asia Lifestyle Consumer Profile.

Menurut Reyes, mal di Filipina — negara yang mayoritas penduduknya Katolik dan menjadikan Natal sebagai perayaan utama — sudah terbiasa dengan perubahan operasional. Banyak mal dengan mudah memperpanjang jam buka, menambah jumlah staf, dan menyediakan layanan tambahan seperti pos pembungkus kado, yang sering kali mengalami antrean panjang saat puncak musim liburan.

SM Prime Holdings, Inc., operator mal terbesar di Filipina, mencatat laba bersih tertinggi sebesar US$683,5 juta (₱40 miliar) pada 2023. Bisnis pusat perbelanjaannya menyumbang 57% dari total pendapatan konsolidasinya. Sementara itu, Ayala Malls — unit ritel dari Ayala Land, Inc. — membukukan kenaikan pendapatan sebesar 31% menjadi ₱21,1 miliar.

Ayala Malls telah merencanakan penyesuaian jauh hari, tidak hanya memperpanjang jam operasional, tetapi juga mengatur ulang traffic pengunjung, layanan parkir valet, dan layanan pengiriman. “Kami telah bekerja sama secara erat dengan mitra tenant kami untuk menyelaraskan pengumuman dan jadwal promosi dengan pedoman dari Otoritas Pengembangan Metropolitan Manila,” kata Paul Birkett, Chief Operating Officer Ayala Malls, kepada Retail Asia.

Dia mengatakan Ayala Malls menurunkan tambahan personel keamanan dan staf pengatur traffic untuk memastikan kelancaran arus kendaraan di dalam dan sekitar mal. “Kami telah meningkatkan sistem internal, termasuk alur parkir dan koordinasi masuk/keluar, untuk meminimalkan keterlambatan bagi pengunjung.”

Komunikasi juga menjadi prioritas bagi Ayala Malls, dengan pembaruan jam operasional dan promosi disebarluaskan melalui media sosial, di dalam mal, dan di berbagai platform digital. Birkett mengatakan bahwa penjualan Natal dan jumlah pengunjung tidak akan terpengaruh secara signifikan.

Ayala Malls juga menyediakan akses awal ke kedai kopi, fasilitas umum yang bersih, dan kenyamanan lain untuk menghindari antrean di trotoar — salah satu penyebab kemacetan lalu lintas yang umum.

Birkett menekankan pentingnya fleksibilitas, seraya menambahkan bahwa mereka memiliki rencana darurat untuk memastikan operasional tetap berjalan lancar. “Jika Rencana A tidak berhasil, kami langsung beralih ke Rencana B, C, bahkan Z — demi memastikan shopper tetap dapat fokus pada belanja liburan mereka tanpa gangguan.”

“Orang Filipina sangat mencintai Natal,” katanya. “Melihat kecintaan mereka terhadap musim perayaan ini, sangatlah wajar bila mereka menyebarkan semangat Natal dengan memberi hadiah dan berkumpul bersama keluarga dan teman-teman.”

“Penyesuaian-penyesuaian ini, yang dilakukan demi kebaikan bersama berdampak pada semua pihak — setiap pelanggan, peritel, dan operator mal. Kami semua bekerja selaras untuk mendukung inisiatif ini,” tambahnya.

Reyes menyimpulkan bahwa musim liburan ini adalah tentang “menggabungkan diskon dengan pertunjukan, dan membuat semua orang masuk ke suasana Natal.”

“It’s a vibe.”

Swarovski menguasai TikTok untuk perluas skala luxury di kalangan Gen Z

Produsen Kristal asal Austria ini bekerja sama dengan influencer untuk menjangkau pasar Singapura.

Dear Me Beauty berencana membuka flagship store

Store ini dapat menjadi fondasi bagi pertumbuhan pasar yang lebih luas.

Pasar perawatan hewan peliharaan melejit di Singapura

Mereka menghabiskan uang untuk pelajaran renang, yoga hewan, pilates, dan lainnya.

Jaringan makanan cepat saji asal Cina membidik listing di Hong Kong

Mereka menggunakan kota ini sebagai tempat uji coba untuk ekspansi lebih lanjut ke luar negeri.

Turis dari Shenzhen mendorong permintaan ritel di Hong Kong

Kebijakan masuk yang lebih longgar menguntungkan sektor-sektor terkait pariwisata.

Brand Thailand beralih ke Influencer dalam membuat hype dan meningkatkan profit

Bisnis lokal berada di bawah tekanan untuk bersaing dengan Temu, Shein, dan TikTok Shop.

Lebih banyak peritel di Asia Tenggara melirik kasir self-checkout

Shopper muda dan penetrasi smartphone yang tinggi mendorong tren ini.

‘K-beauty’ menguasai dunia skincare

Produk dengan bahan alami Korea sangat diminati di Cina dan AS.