, Thailand
Photo by Thomas Lin via Pexels

Thailand cuts low-quality imports from China by 20%

It aims to curb cheap imports that disrupted local industries, leading to factory closures and job losses.

Thailand has slashed low-quality imports by 20%, mainly from China, after introducing strict measures in July, Reuters reported.

The move aimed to curb cheap imports that have disrupted local industries, causing factory closures and job losses, it added.

Government spokesperson Sasikarn Wattanachan said tighter regulations targeted substandard agricultural, consumer, and industrial goods. Authorities also seized 506 million baht worth of counterfeit and low-quality imports, including clothing, shoes, and e-cigarettes.

Additionally, a 7% value-added tax (VAT) on goods under $44 (1,500 baht) took effect in July, yielding 707 million baht so far. Customs data revealed that low-value imports surged by over 50%, with 113.7 million units shipped this year, despite the tax.

However, businesses like Ben’s Socks report steep losses, the report said. Owner Banchob Pianphanitporn said sales plunged 80%, as customers favor cheaper Chinese products.

The government plans further measures, including requiring foreign online businesses to register in Thailand and pay VAT, to bolster local businesses.

Swarovski menguasai TikTok untuk perluas skala luxury di kalangan Gen Z

Produsen Kristal asal Austria ini bekerja sama dengan influencer untuk menjangkau pasar Singapura.

Dear Me Beauty berencana membuka flagship store

Store ini dapat menjadi fondasi bagi pertumbuhan pasar yang lebih luas.

Kawan Lama Indonesia mengaburkan batas antara belanja online dan offline

Pengunjung  platform e-commerce grup, Ruparupa.

Mal-mal di Filipina menarik pengunjung dengan pengalaman liburan yang lengkap

Pengunjung diperkirakan akan datang setelah jam kantor hingga larut malam.

Urban Revivo membuka cabang terbesar di Bangkok

Peritel fast fashion asal Cina ini membuka toko seluas 3.

Samsonite memanfaatkan data untuk tingkatkan penjualan

Produsen koper asal AS ini meningkatkan saluran daring untuk mendorong pendapatan di Asia Tenggara.

Belanja hyper-personalisasi jadi tren utama di Asia Tenggara

Data dan analitik memungkinkan brand mengoptimalkan pengalaman shopper baik secara daring maupun di toko fisik.

SSI Group meningkatkan investasi dalam ritel terpadu

Perusahaan yang menaungi brand-brand seperti Hermes dan Cartier ini sedang menyempurnakan omnichannelnya.

Peritel Asia-Pasifik manfaatkan subscriber untuk dorong pertumbuhan

Subscription menjadi sumber pendapatan yang stabil selama masa penurunan ekonomi.