, Malaysia
1172 views
Shutterstock photo

Malaysia’s ZUS Coffee gets $57m investment

 The company said it plans to enter Singapore and Brunei by the end of the year 

Malaysia’s fastest-growing coffee chain ZUS Coffee has secured $57m (RM250b)  in funding from KV Asia Capital, Kumpulan Wang Persaraan (Diperbadankan) (KWAP), and Indonesia’s Kapal Api Group. Ernst & Young Malaysia advised on the deal.

The investment will drive ZUS Coffee’s rapid growth and international expansion. Since its launch in 2019, ZUS Coffee has expanded from a single store in Kuala Lumpur to around 600 locations, including 550 in Malaysia and 50 in the Philippines. The company plans to enter Singapore and Brunei by the end of the year and is targeting additional markets for 2025.

ZUS Coffee also aims to boost its product offerings, including its new halal canned sparkling coffee, COFFIZZ, and the “Coffee Meets Pastry” concept.

“This partnership will not only grow our core coffee business but also support our move into new verticals like FMCG. With our shared tech-driven approach, we are committed to making specialty coffee accessible, affordable, and exciting,” said Ian Chua, Founder and CEO of ZUS Coffee.

“Our vision is to establish ZUS Coffee as a globally recognised Malaysian brand, sharing Malaysian’s commitment to quality and community to coffee lovers worldwide,” he added.

Swarovski menguasai TikTok untuk perluas skala luxury di kalangan Gen Z

Produsen Kristal asal Austria ini bekerja sama dengan influencer untuk menjangkau pasar Singapura.

Dear Me Beauty berencana membuka flagship store

Store ini dapat menjadi fondasi bagi pertumbuhan pasar yang lebih luas.

Pasar perawatan hewan peliharaan melejit di Singapura

Mereka menghabiskan uang untuk pelajaran renang, yoga hewan, pilates, dan lainnya.

Jaringan makanan cepat saji asal Cina membidik listing di Hong Kong

Mereka menggunakan kota ini sebagai tempat uji coba untuk ekspansi lebih lanjut ke luar negeri.

Turis dari Shenzhen mendorong permintaan ritel di Hong Kong

Kebijakan masuk yang lebih longgar menguntungkan sektor-sektor terkait pariwisata.

Brand Thailand beralih ke Influencer dalam membuat hype dan meningkatkan profit

Bisnis lokal berada di bawah tekanan untuk bersaing dengan Temu, Shein, dan TikTok Shop.

Lebih banyak peritel di Asia Tenggara melirik kasir self-checkout

Shopper muda dan penetrasi smartphone yang tinggi mendorong tren ini.

‘K-beauty’ menguasai dunia skincare

Produk dengan bahan alami Korea sangat diminati di Cina dan AS.